Bulog Sumbawa Kirim 6.000 Ton Beras ke Bali dan Lotim

oleh -82 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (24/07/2017)

Perum Bulog Subdivre Sumbawa mengirim 6.000 ton beras ke Divre Bali dan Subdivre Lombok Timur. Pelepasan pengiriman yang dilaksanakan di Gudang Bulog Sumbawa, Senin (24/7) tadi pagi ini dihadiri Bupati Sumbawa yang diwakili Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan, Drs. H. Muhammading, M.Si., Kepala Perum Bulog Subdivre Sumbawa, Kadis Pertanian Sumbawa, Kadis Pertanian KSB, Tim Sergap (Serap Gabah Petani), dan jajaran Kodim 1607 Sumbawa.

Kepala Perum Bulog Subdivre Sumbawa, Lalu Tawang melaporkan bahwa NTB merupakan penyangga pangan nasional urutan kelima setelah Propinsi Jawa timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Sedangkan Kabupaten Sumbawa adalah daerah dengan penghasil terbesar dibanding kabupaten lainnya di NTB. “Hari ini Perum Bulog Divre Sumbawa melakukan pengirim beras dengan tujuan Divre Bali (move out nasional) dan Subdivre Lotim masing-masing sebanyak 3000 ton. Kabupaten Sumbawa adalah penghasil beras terbesar dibanding kabupaten lainnya yang jumlah sekitar 25.000 ton lebih,” sebutnya.

Baca Juga  Terbawa Arus dari Jawa Timur, Kapal Tongkang Terdampar di Sumbawa

Sementara Bupati Sumbawa melalui Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan, Drs. H. Muhammading, M.Si, menyampaikan bahwa Kabupaten Sumbawa sejak lama memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah, dan menjadi penghasil utama sejumlah komoditas di sektor pertanian. Hal ini menjadikan Kabupaten Sumbawa sebagai lumbung pangan nasional. Namun demikian ada pertanyaan yang sering muncul, benarkah sektor pertanian masih menjadi kebanggaan dan harapan bagi para petani ? Sebab persoalan klasik yang sering dihadapi petani adalah tidak adanya jaminan harga yang menguntungkan saat panen khususnya untuk tanaman padi. Hal tersebut sudah sejak lama menjadi perhatian pemerintah baik di pusat maupun di daerah. Sebab seiring dukungan dari pemerintah dalam hal pembangunan infrastruktur pertanian seperti bendungan, embung, irigasi, jalan usaha tani ataupun bantuan saprodi pertanian, tidak begitu berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan para petani. Ini disebabkan ketika musim panen harga-harga hasil pertanian tersebut sering menjadi tidak menguntungkan akibat permainan pasar, meski pemerintah telah berupaya memberi patokan harga. “Pemerintah terus berupaya untuk membuat langkah-langkah terobosan agar sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan yang mampu meningkatkan perekonomian rakyat. Sebab selain memiliki potensi yang begitu besar untuk dikembangkan, sektor pertanian mampu menciptakan lapangan kerja baru yang menjanjikan bagi masyarakatjika dikelola dengan baik,” terangnya.

Baca Juga  Perkuat Usaha PM, Rumah Zakat Bantu Sarana Usaha

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah membentuk Tim Sergap (Serap Gabah Petani) yang merupakan bagian dari kerjasama antara Dirjen PSP Kementan RI dengan Aster Kasad sejak awal Tahun 2015 dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (Pajale). “Pasalnya masalah ketahanan pangan telah menjadi bagian dari ketahanan bangsa kita,” pungkasnya. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *