Persiapkan Masa Depan Bersama BNI Simponi

oleh -91 Dilihat

Dari Arena “Coffe Time With Your Life Time Bangking Partner”      

Sumbawa Besar, SR (22/12)

BNI Simponi  1 BNI Simponi 2Semua orang ingin bahagia. Apalagi kebahagiaan itu berlangsung hingga berusia senja. Karenanya untuk mendapatkan kebahagiaan diperlukan sebuah perencanaan, usaha dan pelatihan. Demikian dengan berumah tangga, hidup bahagia dan berkecukupan menjadi dambaan semua pasangan. Untuk mencapai hal tersebut salah satunya bagaimana mengatur keuangan rumah tangga yang efektif. Ini sangat penting dan harus dilakukan oleh setiap keluarga baru mengingat cara ini tidak pernah diajarkan di lingkungan sekolah, maupun dari orang tua.

Untuk mengatur keuangan rumah tangga, menerapkan manajemen keuangan terbuka sehingga mengurangi potensi curiga, serta kepercayaan suami dan istri terjaga. Berhemat dengan cara menabung itu jauh lebih baik, sebab secara tidak langsung pasangan telah merencanakan masa depannya baik terhadap diri maupun anak dan keluarganya.

Terkait hal ini, BNI Cabang Sumbawa menginisiasi kegiatan “Coffe Time With Your Life Time Bangking Partner”. Kegiatan yang digelar di Rumah Makan Goa, Kecamatan Badas, Minggu (21/12) ini cukup berbeda, karena pesertanya adalah pasangan pengantin baru dan calon pengantin.

BNI Simponi 4Meski dikemas dalam suasana santai dan bersahabat, namun sejumlah pasangan muda tersebut sangat serius dan antusias mengikuti program yang diyakini akan bermanfaat bagi mereka dalam mengarungi bahtera rumah tangga guna mencapai kebahagiaan hingga masa tua nanti. Selain mendapat informasi penting, para pasangan ini diajak merencanakan masa depan dari sekarang yakni dengan menawarkan program DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)—sebuah lembaga terpercaya sebagai penyelenggaraan layanan program pensiun BNI Simponi. Untuk mengikuti program tersebut harus menjadi peserta BNI Simponi. Dan BNI memberikan kemudahan dengan menanggung setoran awal para pasangan ini masing-masing sebesar Rp 150 ribu.

BNI Simponi  5Pemimpin BNI Cabang Sumbawa, Suhartono ST MM yang menjadi keynot speaker dalam kegiatan ini mengulas perjalanan hidup rumah tangganya terutama dalam hal perencanaan keuangan rumah tangga yang diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para pasangan muda tersebut. “Jika Anda ingin mengajar, ajarkanlah pengalaman anda. Belajarlah banyak saat bekerja, lalu ajarkan apa yang anda dapatkan dari bekerja. Karena hakekatnya, mengajar adalah berbagi pengalaman hidup,” kata jebolan Fakultas Tekhnik Kimia Universitas Gajah Mada (UGM) 1994 yang meriah gelar Magister Managemen di  Universitas Udayana 2010, mengutip sebuah kata bijak.

Baca Juga  Empat Paket Jembatan di Sumbawa Gagal Tender

Dituturkan Suhartono, Ia menikan istrinya setelah 9 tahun berpacaran, dan ketika usia pernikahan berjalan 2 tahun kondisi rumah tangganya relative kurang beruntung karena harus berpisah dengan keluarga di Jogja, untuk pindah tugas di Denpasar. Kondisi ini memaksanya harus bisa mandiri dan tidak dapat berharap banyak “bantuan” dari kedua orang tua. Hal ini diperparah dengan pengaturan keuangan rumah tangga dengan cara asal-asalan. Istri tidak mengetahui berapa gaji maupun tabungannya, sebaliknya ia hanya memberikan uang kepada istri dengan jumlah dan waktu yang tidak tertentu. Istrinya pun ‘berontak’ karena sudah tidak tahan dengan pola pengaturan keuangan yang tertutup. Berbagai macam kecurigaan muncul dari istrinya. Beruntung persoalan itu dapat disikapi secara dewasa sehingga diskusi suami istri ini menjadi solusi. Istri ingin agar dapat mengetahui pemasukan dan pengeluaran keluarga, sehingga dirinya membuka rekening tabungan baru untuk istri dan satu lagi untuknya (rekening suami) sebagai tambahan dari rekening tabungan yang telah ada saat itu (rekening gaji).

BNI Simponi  6Rekening istri dipergunakan untuk menampung “jatah” istri untuk keperluan rumah tangga sayur mayur, lauk pauk, susu anak, kebutuhan wajar istri lainnya, sedangkan rekening suami dipergunakan untuk operasional suami sehari-hari seperti bensin, makan siang, dan kebutuhan wajar suami lainnya. Demikian dengan rekening gaji berfungsi untuk menampung gaji (pemasukan), pengeluaran bulanan, pembayaran otodebet pengeluaran rutin seperti pembayaran tagihan listrik, air, dan kartu kredit.

Setelah keuangan rumah tangga tertangani dengan baik, lanjut Suhartono, perlu memikirkan masa pensiun kelak sehingga bisa menikmatinya dengan aman dan bahagia. Karenanya perencanaan dimulai dengan menyisihkan gaji untuk menambah uang pensiun melalui BNI Simponi, Tapenas untuk perencanaan biaya kuliah anak, haji dengan membuka rekening BNI Haji, dan mengikuti asuransi atas situasi di luar kendali.

Baca Juga  Amman Mineral dan Karyawan Berbagi Berkah Ramadhan, Sebar 2.300 Paket Lebaran

BNI Simponi  8Namun yang ditekankan Suhartono dalam kegiatan tersebut, adalah BNI Simponi, karena dinilai sangat bermanfaat untuk mencapai masa depan yang lebih terjamin dan mampu menciptakan kesejahteraan bersama keluarga. Siapapun bisa menjadi peserta baik pekerja swasta, PNS, karyawan BUMN/BUMD, ataupun pedagang, petani, maupun mahasiswa. Dengan menjadi peserta BNI Simponi, masa depan semakin pasti. Selain itu memperoleh pengembangan dana yang lebih optimal karena dana peserta tersebut dikelola dan dikembangkan secara professional. Dengan sendirinya uang di rekening BNI Simponi akan semakin bertambah. “Ibarat uang yang bekerja untuk kita, bukan kita bekerja untuk uang,” ucap Suhartono.

Disebutkannya, ada beberapa keuntungan yang diperoleh ketika menjadi peserta BNI Simponi, diantaranya, dengan penghasilan terbatas berpeluang memperoleh pembayaran manfaat pensiun secara berkala bulanan seumur hidup, dapat menentukan arah investasi dananya serta memperoleh return yang optimal sehingga dana peserta akan tumbuh lebih cepat dan pada gilirannya peserta akan menikmati penerimaan manfaat pensiun dalam jumlah memadai.

Menjawab pertanyaan peserta soal usia pensiun ? Suhartono, menyebutkan peserta dapat menetapkan usia pensiunnya sendiri, minimal 45 tahun. Sedangkan iuran yang harus dibayarkan peserta hanya minimal Rp 50 ribu, bisa dibayar setiap bulan dan kepesertaan akan luntur jika iuran tidak dibayar selama dua tahun berturut-turut.

Bagaimana jika peserta mengalami cacat tetap dan tidak dapat melanjutkan iurannya, menurut Suhartono manfaat pensiunnya dapat diambil peserta. Demikian dengan peserta meninggal dunia sebelum usia pensiun normal (55 tahun), manfaat pensiunnya akan diberikan kepada ahli waris. “Mari bangun masa depan sekarang untuk dinikmati saat usia senja kelak,” ajaknya. (*) Baca juga di Gaung NTB

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *