Sumbawa Besar, SR (14/05)
Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sumbawa berhasil meraih target perolehan kursi di DPRD Sumbawa. Pada pemilu legislative 2014 kemarin, PAN meraih 5 kursi atau masing-masing daerah pemilihan mendapat satu kursi. Namun dari caleg PAN yang terpilih, hanya satu kader lama, selebihnya 4 caleg adalah kader baru, termasuk kader partai lain yang hijrah ke partai matahari terbit tersebut. Kenyataan ini tentu menimbulkan sikap pesimisme bagi masyarakat terutama kader dan simpatisan PAN di daerah ini. Mereka mempertanyakan takaran loyalitas ‘kader baru” tersebut terhadap organisasi. Sebab sangat berbeda jika yang terpilih ‘kader lama’ sudah pasti memiliki rasa emosional yang kuat terhadap partai.
Ketua DPD PAN Kabupaten Sumbawa, Burhanuddin Jafar Salam SH yang ditemui kemarin, tidak menampik munculnya pertanyaan tersebut. Ia mengakui empat dari lima caleg PAN yang terpilih dan akan duduk di DPRD Sumbawa periode 2014—2019 adalah yang kebetulan baru bergabung dengan PAN.
Namun demikian, mereka adalah kader PAN yang tidak dibedakan kader PAN lainnya. Ketika mereka menyatakan diri menjadi caleg PAN, secara otomatis menjadi kader PAN. Sebab mereka terjaring melalui mekanisme dan tahapan pembekalan dalam rangka penguatan nilai-nilai partai.
Mereka yang terpilih ini adalah Salman Alfarizi yang merupakan kader PAN yang sudah dua periode menjabat sebagai Ketua DPC PAN Buer. Lainnya, seperti Ida Rahayu BA adalah kader partai lain yang hijrah ke PAN karena partai yang menaungi sebelumnya telah tereliminasi. Ketika Ida Rahayu telah menjatuhkan pilihan bergabung di PAN dengan cara mengundurkan diri dari partainya dan merelakan kehilangan jabatan sebagai anggota DPRD Sumbawa (saat itu), dia telah menjadi kader PAN.
Demikian dengan A Rahman Atta S.Ag MM, Hairil, dan Mustajabuddin S.Sos, adalah orang baru di PAN. Namun kapasitas dan integritas mereka tidak diragukan lagi dan mampu mengemban amanah dengan tetap menjaga nilai-nilai partai.
Mengenai loyalitas kader baru, BJS—akrab politisi yang melenggang ke DPRD Provinsi NTB ini disapa, menegaskan tidak diragukan. Sebab loyalitas tidak diukur lama dan tidaknya menjadi kader PAN. “Pengalaman kami dalam berpolitik, tidak semua kader yang lebih dahulu masuk partai loyalitasnya terjamin lebih tinggi dari yang lain. Saya kira yang lebih penting dari mereka bagaimana cara berkomunikasi, saling memahami dengan kader lain, dengan partai dan dengan fraksi,” pungkasnya. (*)