Marak Curi Ternak Jalur Laut, Kapolda Bantah Polairud “Tidur”

oleh -152 Dilihat

Sumbawa Besar, SR
Maraknya aksi pencurian ternak di sejumlah wilayah pesisir terutama pesisir bagian barat dan selatan Kabupaten Sumbawa, tidak terlepas dari tidak maksimalnya kinerja aparat Polairud dalam melakukan pengawasan di laut. Pasalnya, semua aksi pencurian ternak yang terjadi di Sumbawa selama ini, kerap dilakukan melalui jalur laut dan para pelaku diduga berasal dari Pulau Lombok. Tidak mengherankan jika muncul tudingan, bahwa petugas Polairud “tidur”.
Namun tudingan ini dibantah tegas Kapolda NTB Brigadir Jenderal (Brigjend) Pol Drs Moechgiyarto SH M.Hum. Menurutnya orang berpendapat dan beropini itu boleh-boleh saja, sebab kenyataannya ada sekitar 300-an pulau besar dan kecil yang harus diamankan dan terus dipantau oleh anggota Polairud dengan jumlah personil dan sarana yang sangat terbatas. “Inilah masalahnya, baik dari sisi geografis, jumlah personil dan perbandingan demografi (jumlah penduduk),” bebernya.

Pihaknya mengaku telah berbuat banyak dan sangat maksimal, meski masih ada orang yang beranggapan kinerja anggotanya kurang optimal.
Salah satu langkah taktis yang dilakukan dalam meminimalisir dan mencegah aksi pencurian ternak, ungkap Kapolda, dengan membangun sejumlah pos pantau di wilayah perairan yang dianggap rawan. Pos ini akan terus berpindah tempat untuk menjamah lokasi pesisir yang memang menjadi salah satu pintu para pelaku. “Kami terus bergerak, dan masyarakat diharapkan ikut terlibat minimal cepat memberikan informasi atau membentuk kelompok pengamanan dalam upaya mencegah aksi pencurian ternak itu terjadi,” pungkasnya.