Rehabilitasi Pecandu Narkoba Lampaui Target, Capai 139%, Bupati: Ini Alarm Berbahaya

oleh -365 Dilihat

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (18 November 2025) – Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, M.P mengungkapkan bahwa Kabupaten Sumbawa saat ini berada pada kategori “Tanggap” terhadap ancaman narkoba. Meski merupakan capaian positif, ia menegaskan bahwa status tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk berpuas diri. Pemerintah daerah menargetkan Sumbawa dapat meningkat menjadi daerah dengan kategori “Sangat Tanggap”.

Hal disampaikan Bupati saat membuka Rapat Koordinasi Pengembangan dan Pembinaan Kabupaten Tanggap Ancaman Narkoba Tahun 2025 yang digelar di Ruang Rapat Lantai III Kantor Bupati Sumbawa, Selasa (18/11). Kegiatan tersebut dihadiri anggota Forkopimda, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, serta sejumlah pimpinan OPD terkait.

Bupati juga menyoroti perkembangan program rehabilitasi narkoba di Kabupaten Sumbawa. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Sumbawa, target rehabilitasi pada tahun 2025 sebanyak 69 klien. Namun hingga Oktober 2025, jumlah klien yang menjalani rehabilitasi telah mencapai 96 orang, atau sekitar 139 persen dari target.

“Pencapaian ini sekaligus menjadi alarm bahwa masih banyak masyarakat yang terjerat narkoba. Ini musibah besar bagi keluarga dan masyarakat,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa pencegahan narkoba harus dimulai dari keluarga sebagai garda terdepan dalam melindungi generasi muda. “Bukan hanya BNN atau kepolisian yang bertanggung jawab,” tambahnya.

Lebih lanjut, Bupati yang disapa Haji Jarot mengajak seluruh komponen untuk menyatukan langkah dan kekuatan, mulai dari pemerintah daerah, aparat keamanan, dunia usaha, hingga seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, setiap instansi memiliki peran masing-masing, namun peran itu tidak akan berarti jika tidak bergerak dalam satu tujuan yang sama.

“Upaya menjadikan Sumbawa sebagai Kabupaten Tanggap Ancaman Narkoba bukan hanya upaya meraih status. Ini tentang membangun cara pandang baru bahwa pencegahan jauh lebih murah daripada penanganan, dan orang tua adalah benteng pertama,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa aparatur pemerintah harus menjadi teladan, bukan justru terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. (SR)

nusantara pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *