MATARAM, samawarea.com (4 November 2025) — Perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan tren positif di tengah dinamika ekonomi nasional. Berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, tujuh indikator utama perekonomian daerah menunjukkan capaian yang menggembirakan. Inflasi tetap terkendali, nilai tukar petani meningkat, dan neraca perdagangan mencatat surplus besar.
Kepala BPS NTB, Dr. Drs. Wahyudin, M.M, menjelaskan bahwa inflasi NTB pada Oktober 2025 sebesar 0,35 persen (month to month), sedikit lebih tinggi dari angka nasional sebesar 0,28 persen. Kenaikan harga terutama terjadi pada kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta beberapa komoditas seperti emas perhiasan, cabai merah, ikan layang, ikan bandeng, dan udang basah.
“Kenaikan inflasi masih dalam batas wajar dan menunjukkan daya beli masyarakat tetap kuat,” ujar Wahyudin dalam rilisnya, Senin (3/11/2025).
Sektor pertanian turut mencatat kinerja positif. Nilai Tukar Petani (NTP) NTB meningkat 0,65 persen dibanding bulan sebelumnya, dipicu oleh kenaikan harga sejumlah komoditas utama seperti jagung, tembakau, cabai merah, gabah, dan wortel.
“Peningkatan NTP menjadi sinyal baik bagi kesejahteraan petani di NTB,” tambah Wahyudin.
Sementara itu, sektor pariwisata mencatat sedikit penurunan pada September 2025. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang turun 3,13 poin menjadi 45,67 persen, dan hotel nonbintang turun 4,36 poin menjadi 33,86 persen.
Menurut BPS, penurunan tersebut sejalan dengan berkurangnya jumlah tamu dan penumpang angkutan laut maupun udara, namun tidak sepenuhnya menggambarkan penurunan minat wisatawan.
Dari sisi perdagangan luar negeri, NTB mencatat kinerja ekspor yang sangat positif. Nilai ekspor bulan September 2025 mencapai US$ 173,7 juta, didominasi oleh komoditas perhiasan/permata (64,55%), tembaga (32,17%), serta ikan dan udang (2,85%).
Sementara nilai impor tercatat sebesar US$ 11,93 juta, mayoritas berasal dari karet dan barang dari karet, mesin/pesawat mekanik, dan besi baja.
Dengan demikian, neraca perdagangan NTB mencatat surplus sebesar US$ 161,77 juta pada September 2025, dan secara kumulatif sepanjang tahun mencapai US$ 400,31 juta.
“Surplus ini menunjukkan kinerja ekspor NTB yang solid dan kontribusi signifikan dari sektor tambang serta perikanan,” tegas Wahyudin.
Dari sektor pertanian, total luas panen padi pada 2025 diperkirakan 322,50 ribu hektar, naik 14,48 persen dibanding tahun sebelumnya. Produksi padi pun diproyeksikan mencapai 1,70 juta ton, meningkat 16,65 persen dibanding 2024.
Sedangkan untuk komoditas jagung, luas panen naik 1,32 persen menjadi 176,05 ribu hektar, namun produksi jagung pipilan kering kadar air 14% sedikit menurun 0,66 persen menjadi 1,20 juta ton
Data BPS NTB menunjukkan bahwa kondisi ekonomi daerah tetap terjaga di tengah fluktuasi ekonomi nasional. Surplus perdagangan, peningkatan produksi pertanian, serta inflasi yang terkendali menjadi sinyal kuat bahwa NTB berada pada jalur pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. (SR)


											




