Pemda Sumbawa Dinilai Sepelekan Potensi Kelautan dan Perikanan

oleh -52 Dilihat

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (9/11/2020)

Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Sumbawa (UNSA), Syamsul Bahri menyayangkan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa yang belum maksimal dalam memanfaatkan potensi pesisir atau perikanan dan kelautan. Padahal potensi pesisir ini sangat melimpah dan dapat mendatangkan sumber pendapatan asli daerah (PAD). “Kita bisa membangun Sumbawa ini dengan hasil dari potensi alam pesisir, tetapi sampai sekarang masih disepelekan pemerintah,” ungkap Syamsul Bahri saat ditemui di Kecamatan Lopok, Minggu (8/11).

Ia menilai pemerintah keliru jika potensi yang cukup besar dan mahal ini tidak dimanfaatkan dan dikembangkan dengan baik. Salah satu potensi yang belum dikembangkan adalah baby Lobster yang harganya cukup fantastis yaitu sekitar Rp 30 ribu per baby lobster, padahal jika dibudidaya maka ini akan berkembang pesat dan daerah ini akan maju. “Harga baby lobster sangat mahal, jika kita mengembangkan dengan cara membudidaya maka hasilnya luarbiasa, dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah,’ ungkapnya.

Baca Juga  Ketua Umum TP PKK: Kesehatan Keluarga yang Utama

Dari hasil penjualan baby lobster, tambahnya, pemerintah dapat meraup PAD miliaran perbulan. Potensi lainnya adalah teripang yang saat ini seharga sekitar Rp 300 ribu per kilo, kemudian manggrove yang dapat diolah menjadi bahan makanan dan bahan lainnya serta potensi pembuatan garam di beberapa desa seperti Desa Labu Kurus, Labuan Bontong dan Utan. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *