Tak Punya Biaya, Buruh Tani ini Meninggal Tanpa Penanganan Medis

oleh -97 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (9/5/2019)

Innalillahi wainnailaihi roji’un. Karena tak punya biaya dan hidup di bawah garis kemiskinan, Hariono (40) meninggal dunia tanpa penanganan medis. Warga Kampung Pelita, Desa Labuan Mapin, Kecamatan Alas Barat Kabupaten Sumbawa ini menghembuskan napas terakhir, Rabu (8/5) malam sekitar pukul 21.00 Wita. Rencananya Hariono akan dijemput pihak Rumah Sakit Surya Medika PKU Muhammadiyah Sumbawa, Kamis (9/5) pagi ini untuk ditangani secara medis. Pihak rumah sakit prihatin setelah melihat foto kondisi Hariono yang diposting netizen melalui media sosial (facebook). Hariono yang semasa hidupnya bekerja sebagai buruh tani ini meninggalkan seorang istri dan satu orang putri yang baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Taliwang dan akan melanjutkan jenjang SMP di Kecamatan Alas Barat.

Istri almarhum, Nursiah yang dihubungi SAMAWAREA, mengaku jika suaminya sudah 7 bulan menderita sakit diawali dengan sakit di bagian tenggorokan. Dan dalam 5 bulan terakhir kondisinya parah, batuk-batuk, nyeri pinggang dan susah makan. Upaya pengobatan sudah dilakukan, baik tradisional maupun medis tapi hanya sebatas Puskesmas. Sebab untuk dilanjutkan ke RSUD Sumbawa atau dirujuk ke Mataram, keluarga tak punya biaya. Meski mengantongi BPJS, tapi keluarga kesulitan biaya hidup selama perawatan terutama terkait asupan gizi almarhum. Akhirnya almarhum hanya terbaring tak berdaya di rumahnya dengan perawatan seadanya. Kondisi almarhum rupanya diketahui publik, setelah seseorang menguploadnya melalui media sosial. Dan Rabu (8/5) kemarin, pihak RS Surya Medika PKU Muhammadiyah Sumbawa menghubunginya. Rumah sakit itu berencana akan menjemput suaminya, Kamis (9/5) pagi hari ini, untuk dirawat secara medis. Sempat almarhum menolak karena memikirkan biaya. “Saya hanya bilang, tidak usah dipikirkan, karena rumah sakit ini mau membantu kita,” kenang Nursiah.

Baca Juga  Rekonstruksi Pasca Banjir, Wakil Ketua DPR RI Pulang Kampung

Sesaat sebelum almarhum menemui ajal, Nursiah sudah membereskan pakaian dan perlengkapan lainnya untuk persiapan perawatan almarhum di rumah sakit milik Muhammadiyah ini. Namun takdir berkata lain, almarhum menghembuskan napas terakhir. “Ini sudah kehendak Allah, saya hanya menyampaikan terima kasih kepada rumah sakit Muhammadiyah maupun pihak-pihak lainnya yang sudah memberikan perhatian terhadap kondisi kami,” ujarnya lirih.

Direktur RS Surya Medika PKU Muhammadiyah Sumbawa, dr. Yogi menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga almarhum. Sebenarnya pihaknya akan mengupayakan penanganan medis terhadap almarhum. Sebab rumah sakit yang dipimpinnya memiliki anggaran khusus untuk kemanusiaan, seperti kondisi yang dialami almarhum. Ia mengetahui kondisi Hariono (almarhum) dari media sosial setelah diupload seseorang via Grup Facebook Rungan Samawa, seminggu lalu. Namun pihaknya kesulitan menghubungi peng-upload tersebut. Untuk mendapatkan informasi Hariono secara lengkap, RS Surya Medika melacaknya secara manual. Rabu (8/5) data tentang Hariono sudah lengkap termasuk nomor kontak istrinya, sehingga saat itu juga langsung dikomunikasikan. Selanjutnya, Kamis (9/5) pagi akan dijemput menggunakan mobil ambulance milik RS Surya Medika. “Pagi ini sebenarnya kami jemput almarhum, dan secara mengejutkan kami dapat kabar pada malam harinya, bahwa Pak Hariono meninggal dunia. Innalilllahi wa’innailahi roji’un,” ucapnya. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *