Terima Bantuan Bibit Jagung Busuk, Petani Minta Ganti Rugi

oleh -206 Dilihat

Gagal Tanam dan Gagal Panen

SUMBAWA BESAR, SR (21/03/2018)

Perwakilan petani di wilayah Kecamatan Moyo Hilir dan Moyo Utara, mendatangi Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Rabu (21/3). Mereka datang sambil membawa puluhan karung bibit jagung pengadaan Dinas Pertanian Propinsi NTB. Para petani yang tergabung dari beberapa kelompok tani tersebut menuntut ganti rugi kepada pemerintah. Sebab gara-gara bibit bantuan bermerk “Bimantara dan Bima Sayang” ini mereka gagal tanam dan gagal panen. Pasalnya bibit jagung tersebut busuk dan diduga kuat oplosan.

Ketua Kelompok Tani Tunas Baru Desa Ngeru Kecamatan Moyo Hilir, Kaimuddin mengakui jika bibit jagung bantuan pengadaan Tahun 2017 itu dalam kondisi busuk. Bibit itu diberikan untuk ditanam pada November lalu. Meski ragu dengan kondisi bibit yang sudah berkutu dan sebagian berbubuk, beberapa anggota kelompok terpaksa menanamnya. Sebab di labelnya tertera tulisan “Rajanya Jagung”. Sebagian bibit lainnya yang berjumlah ratusan karung disimpan di gudang. Setelah ditunggu selama seminggu ternyata tumbuhnya tidak sampai dari satu persen. Ada juga yang tidak tumbuh. Karena dianggap telat tumbuh, terpaksa bibit itu dicabut dan lahan dibersihkan lalu menggantikannya dengan bibit berkualitas yang dibeli sendiri. Selain mengeluarkan duit sendiri, penanaman bibit busuk ini telah merugikan petani. Sebab ketika penanaman mengeluarkan upah untuk tenaga kerja. “Bibit pembagian dari dinas propinsi bermerk Bimantara ini seperti tempe, berlumut, berkutu, dan berbubuk. Bahkan warnanya luntur. Padahal masa kadaluarsa bibit ini sampai Juni 2018,” aku Kaimuddin.

Baca Juga  Rampas Motor dan Ancam Korban Pakai Parang, Begal Sadis Dibekuk Polisi
Kaimuddin dan Suprianto

Kondisi bibit jagung yang busuk, petani gagal tanam dan gagal panen ini, membuat dia selaku ketua kelompok menjadi sasaran kekesalan anggotanya. Padahal yang salah bukan dirinya melainkan pemerintah yang memberikan bantuan bibit busuk. Karena itu Ia berharap pemerintah melalui dinas terkait dapat mengganti kerugian para petani akibat bibit busuk tersebut. Selain itu pemerintah juga memberikan bibit jagung pengganti yang layak tanam dan berkualitas. “Ada 8 kelompok di sini dengan luas tanam mencapai seratusan hektar, karena setiap kelompok ada yang 35 hektar, 26, 25 dan 30 hektar,” sebutnya.

Nasib serupa dialami Kelompok Tani Saling Satingi Desa Kakiang Moyo Hilir. Kelompok ini mendapat bantuan bibit jagung merk “Bima Sayang”. Fisik bibitnya memang meragukan dan kondisinya aneh tidak seperti bibit jagung yang dijual di pasaran. Meski demikian bibit itu ditanam. Hasilnya sangat mengecewakan karena sebagian besar lahan yang ditanami tidak tumbuh, ada yang tumbuh namun sangat kecil. “Untungnya kami menanam bibit itu sebagian saja. Jadi kami bisa langsung membersihkan dan menggantikannya dengan bibit yang kami beli sendiri,” kata Ketua kelompok, Suprianto, seraya menyebutkan di Kakiang ada 17 kelompok penerima bantuan bibit. Permasalahan ini sebenarnya sudah dilaporkan melalui Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa. Tapi mereka hanya dijanji-janji tanpa realisasi. “Jadi kami datang ke sini menagih janji itu karena katanya kerugian kami akan diganti dan diberikan bibit pengganti,” tandasnya.

Baca Juga  Curi Motor, Gelandangan Ditangkap di Poto Tano

Menanggapi tuntutan petani, Sekretaris Dinas Pertanian Sumbawa, Ir. Abdul Murad MM mengakui jika benih jagung bantuan itu di luar kualitas dan bukan standar benih. Pengadaan benih tersebut diproses di propinsi dan langsung dibagikan kepada petani. Meski demikian pihaknya akan membantu petani dengan memberikan solusi. Salah satunya akan memprioritaskan kelompok tani yang mengalami kerugian akibat benih jagung tersebut pada program mendatang. Agar persoalan benih ini tidak terulang di masa mendatang, pihaknya akan melakukan perbaikan pola kerja dengan membentuk tim untuk memverifikasi benih bantuan yang turun ke petani. “Sebelum disalurkan kami akan mengecek kualitas benih karena pada prinsipnya kami di Dinas Pertanian ini adalah membantu petani bukan merugikan petani,” pungkasnya. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *