Aksi Sweeping APLS Berakhir di Meja Pertemuan Tripartit

oleh -112 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (23/01/2018)

Aksi sweeping Asosiasi Pengusaha Lingkar Selatan (APLS) terhadap kendaraan tambang milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) dan sub kontraktornya, berakhir dengan digelarnya pertemuan Tripartit, Senin (22/1). Pertemuan yang difasilitasi Kapolres Sumbawa, AKBP Yusuf Sutejo SIK MT didampingi Kasat Reskrim, AKP Zaky Maghfur SIK ini dihadiri Perwakilan PT AMNT Ir. H. Syarafuddin Jarot dan perwakilan PT Prasmana Boga Utama (PBU) Jhon Noldi, Ishak, Hendra dan Kahar. Sedangkan dari APLS, Ahmad Yani S.Pd, Burhanuddin, Mulyadi, M Yusuf dan Salmah. Sejumlah pihak sepakat untuk dilakukan survey pasar terkait harga komoditi. Aksi sweeping dihentikan sambil menunggu proses dalam satu bulan ke depan.

Sekretaris APLS, Ahmad Yani mengatakan, aksi penertiban kendaraan operasional tambang yang melintas di wilayah selatan Sumbawa karena tidak konsistennya PT PBU selaku subkon PT AMNT dalam memberdayakan masyarakat. Pihaknya menginginkan ada kemauan dari perusahaan untuk melakukan pemberdayaan secara totalitas, bukan setengah hati. “Jangan berpikir bahwa keberadaan PT AMNT hanya untuk orang-orang yang datang dari Jakarta dan luar daerah lainnya. Kami selaku masyarakat di daerah ini harus dibangun berdasarkan potensinya. Kalau memang kami tidak bisa menyuplai jenis barang kebutuhan perusahaan harusnya dikomunikasikan dan didampingi untuk bisa mendapatkan barang tersebut. Bukan mencari celah ketidakmampuan masyarakat lalu mencari suplayer dari luar,” tukasnya.

Masyarakat di sekitar tambang, lanjut Yani, tidak ingin dipandang sebelah mata, sehingga menjadi penonton bahkan mati di daerah sendiri. “Tidak ada istilah tidak bisa, perusahaan harus memberikan pemberdayaan bagaimana pun caranya masyarakat dan pengusaha lokal dilibatkan. Jangan tutup diri, bangun komunikasi. Pemerintah juga jangan tutup mata. Harus berupaya meminimalisir perrsoalan ini. Ketika masyarakat tidak bisa makan di daerah sendiri inilah awal terhentinya investasi,” tegasnya.

Baca Juga  203 Unit Kendaraan Dinas Dilelang

Ia menilai pertemuan tripartit yang difasilitasi Kapolres, sangat positif bagi kedua belah pihak. Pengusaha lokal dan subkon PT AMNT (PBU) akan turun bersama melakukan survey pasar, sebagai acuan untuk memastikan harga-harga dan item barang yang dituangkan di dalam kesepakatan nanti. Selama ini pihaknya dibodohi dan ditekan sehingga bukannya untung yang diperoleh malah merugi. Sebab tidak bisa dipungkiri kehadiran PT AMNT di suatu daerah berpengaruh besar terhadap fluktuasi harga pasar.

Perwakilan PT PBU, Jhon Noldi mengatakan pertemuan ini merupakan awal yang positif dalam rangka membangun kerjasama yang saling menguntungkan. Ketika semua pihak membuka diri secara baik maka semua persoalan akan bisa diselesaikan secara baik pula. “Komunikasi dengan kepala panas tidak menghasilkan sesuatu yang baik, sebaliknya komunikasi dengan kepala dingin dan hati yang jernih pasti ada solusi terbaik yang dihasilkan,” ucapnya.

Ia sepakat untuk turun melakukan survey pasar secara bersama yang direncanakan minggu depan. Selama proses ini berlangsung, diharapkan tidak ada lagi riak-riak ataupun aksi yang mengganggu operasional perusahaan. “Semoga ke depan kerjasama terus terjalin,” harapnya.

Sementara itu Ir. H. Syarafuddin Jarot perwakilan PT AMNT, mengatakan, solusi dari permasalahan ini sebenarnya adalah komunikasi. Kedua belah pihak harus saling membuka diri. Berdasarkan aspirasi pengusaha lokasl (APLS) selaku mitra PT PBU, ada beberapa item PO (Procesing Order) yang sudah ada kenaikan harga sehingga mereka meminta untuk ditinjau kembali. Kondisi inilah yang disikapi PBU untuk bersama mereka mengecek harga pasar secara ideal sehingga bisa menentukan harga ke depannya. “Jadi harga sebelumnya yang mereka anggap tidak ideal dengan pasar akan ditinjau kembali dan akan bersama-sama turun pasar. Inilah yang telah disepakati dalam pertemuan ini,” imbuhnya.

Baca Juga  Dari Bawah Tenda, Warga Batu Rotok Minta Listrik dan Jalan

Menyikapi harga pasar yang selalu fluktuasi, Haji Jarot menyarankan untuk dilakukan evaluasi pasar setiap pengajuan PO, 2—3 bulan sekali. “Kami dari PT AMNT tetap ikut memantau situasi. Ketika PBU mengambil kebijakan kami juga harus tahu apa kondisi yang terjadi di bawah,” tandasnya, seraya berharap kepada suplayer (pengusaha lokal) jika ada hal-hal yang berhubungan dengan fluktuasi harga agar lebih terbuka dan lebih komunikatif, sehingga ketika ada persoalan tidak lagi bertemu di sini (Polres Sumbawa) tapi cukup diselesaikan di pertemuan internal.

Kapolres Sumbawa, AKBP Yusuf Sutejo SIK MT menyambut positif kesepakatan kedua belah pihak untuk dilakukan survey pasar. Ia berharap ketika melaksanakan survey dapat diinformasikan kepada jajarannya agar dapat dikawal demi tertibnya kegiatan tersebut. Selaku aparat pengamanan, pihaknya sudah melakukan upaya preventif. Namun ketika upaya ini tidak berhasil, alternatif terakhir adalah tindakan represif. “Kami menjamin sampai ada keputusan final tindaklanjut dari kesepakatan ini, tidak ada aksi sweeping lagi. Kalau ada kami akan bertindak tegas. Yang sweeping kami masukkan penjara,” tutupnya. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *