Padi Unggul untuk Indonesiaku

oleh -788 Dilihat
Luthfiyah Nurul Silmi

Oleh : LUTHFIYAH NURUL SILMI (Mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Teknologi Sumbawa)

SUMBAWA BESAR, SR (13/05/2017)

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat, ketersediaan pangan yang dibutuhkan semakin meningkat pula. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak manusia, pangan memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil daripada jumlah penduduk ini mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian bangsa. Berbagai gejolak sosial dan politik juga dapat terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Dengan permasalahan penyediaan pangan di Indonesia, teknologi menawarkan inovasi baru dengan adanya GMO atau tanaman transgenik, pangan transgenik ini berasal dari rekayasa genetika, yang dipercaya untuk memperbaiki mutu pangan dan meningkatkan jumlah produksi melalui teknologi DNA rekombinan. Dengan upaya yang dilakukan tersebut diharapkan diperoleh produk pangan yang unggul, mengandung gizi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, tekanan lingkungan dan sesuai dengan kesehatan manusia. Teknik rekayasa genetika ini merupakan salah satu penerapan bioteknologi bidang pangan. Prinsip dasar dari rekayasa genetika ini adalah mengintroduksi gen tertentu ke dalam tubuh tanaman sehingga diperoleh sifat yang diinginkan.

Padi merupakan contoh dari hasil teknologi rekayasa genetika yang dimana padi ini dapat tahan terhadap kondisi kekeringan sehingga dapat ditanam di kawasan yang minim air. Hal ini merupakan rekayasa genetika yang memungkinkan terjadinya rekombinasi ulang, atau menggabungkan ulang gen dari sumber yang berbeda secara in vitro, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan ingin meningkatkan produksi guna menghadapi permasalahan penyediaan pangan tadi. Jadi pada tanaman padi disisipkan gen tertentu dari tanaman lain sehingga diperoleh sifat dari tanaman yang diinginkan. Pada awalnya padi tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan iklim, tahan terhadap hama, dan dapat tahan terhadap kondisi kekeringan. Kemudian gen yang memiliki karakteristik ini diidentifikasi, diisolasi dan barulah kemudian dimasukkan ke dalam sel tanaman padi. Tanaman padi yang telah disisipi oleh gen tadi kemudian ditumbuhkan secara normal, dengan pengawasan lebih lanjut.

Baca Juga  Bina Siswa, SMA Islam dan SMK Islam Farmasi Libatkan TNI

Pada proses yang pertanaman dilakukan adalah menentukan karakteristik seperti apa yang kita inginkan. Seperti hanya padi yang dapat tumbuh di daerah kering, berarti langkah pertamanya adalah menginidentifikasi gen yang memiliki sifat dapat tumbuh di daerah kering dan sedikit air. Setelah mengidentifikasinya langkah selanjutnya adalah mengisolasi gen yang memiliki sifat dapat tumbuh di daerah kering dan kurang air, gen ini diisolasi atau diekstraksi melalui elektroforesis. Isolasi yang dilakukan ini bertujuan untuk memisahkan gen dari bahan lain seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Tahapan pertama dalam isolasi gen adalah proses perusakan atau penghancuran membran dan dinding, perusakan dan penghancuran membran dan dinding sel ini dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya yaitu dengan cara fisik seperti penggerusan dengan menggunakan mortar, atau dengan cara enzimatik dan kimiawi. Penghancuran dengan menggunakan kimiawi seperti penggunaan detergen yang dapat melarutkan lipid pada membran sel. Sedangkan cara enzimatik yaitu dengan menggunakan proteinase K yang berfungsi untuk melisiskan (menghancurkan) membran pada sel darah. Selanjutnya tahapan kedua pada isolasi gen adalah mengekstraksi DNA yang diinginkan. Pada tahapan ini menggunakan ETDA (Ethylenediamine Tetraacetic Acid) yang berperan menginaktivasi enzim DNAse yang dapat mendenaturasi DNA yang diisolasi. Kemudian setelah diekstraksi, DNA tersebut dipisahkan dari kontaminan komponen penyusun sel lainnya seperti polisakarida dan protein, agar DNA yang diinginkan dapat memiliki kemurnian yang tinggi. Pemisahan ini menggunakan fenol yang dapat menyebabkan protein kehilangan kelarutannya dan mengalami presipitasi yang selanjutnya dapat dipisahkan dari DNA melalui sentrifugasi. Langkah terakhir yaitu memasukkan gen ke dalam nukleus, dapat dilakukan dengan cara mentransfer gen tersebut. Salah satu metode mentransfer gen tersebut dengan menggunakan teknik mikro injeksi dan penembakan atau pengeboman partikel. Apabila gen tersebut telah tertransfer selanjutya tanaman padi yang telah mengandung gen tahan terhadap kondisi kekeringan tersebut ditumbuhkan secara normal.

Baca Juga  TAGANA Go to School, Edukasi Pelajar Tentang Kebencanaan

Melalui rekayasa genetika ini dapat memperbaiki sifat-sifat tanaman padi yang kurang mengutungkan, yang diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala produksi padi di Indonesia saat ini. Di sisi lain, padi ini merupakan salah satu makanan pokok bagi rakyat Indonesia sehingga dibutuhkan upaya untuk menciptakan padi yang berkualitas untuk mengatasi krisis pangan. (*)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *