Tinggi Persentase yang Menginginkan Husni—Ikhsan Tidak Maju Pilkada

oleh -145 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (26/3/2020)

Hasil survey MY Institute, bakal pasangan Mo-Novi berada pada posisi teratas yaitu 45,2% pilihan masyarakat, disusul Husni-Ikhsan 23%, Jarot–Mukhlis 16%, Talif-Sudirman 10%, Rasyidi–Sudirman Malik 1,2%, dan pasangan lain 0,4% di antaranya bermunculan nama Nurdin Ranggabarani dan Syukri Rahmat. Sedangkan yang tidak memilih sebanyak 4,2%. Selain survey elektabilitas, MY Institute juga melihat daya tolak masyarakat dari beberapa bakal pasangan calon.

Ketua Pelaksana Survey MY Institute, Yadi Satriadi S.Ikom, yang dihubungi SAMAWAREA, Kamis (26/3), menyebutkan, dalam data tersebut tentunya masyarakat menilai berbagai program-program yang telah dilakukan petahana dan menilai sosok bagi bakal calon yang masuk kategori pendatang baru. Dari penilaian-penilaian tersebut, sebanyak 20,2% masyarakat Sumbawa menginginkan pasangan Husni-Ikhsan untuk tidak maju di Pilkada Sumbawa mendatang. Yadi mengemukakan berbagai alasan. Di antaranya masyarakat menginginkan ada sosok yang baru untuk memimpin Sumbawa. Setelah Husni—Ikhsan diikuti daya tolak untuk bakal calon Jarot-Mukhlis 4,4% dan 2,4% untuk Mo-Novi. Selanjutnya Rasyidi-Sudirman Malik 1,2% serta 1% pasangan Talif-Sudir. Sedangkan ada 70,8% responden yang tidak menjawab. Dijelaskan Yadi, faktor-faktor penilaian terhadap daya tolak tidak hanya dipengaruhi oleh keinginan masyarakat untuk bakal calon tertentu tidak maju saja, melainkan juga dilihat dari tingkat popularitas bakal calon. “Contohnya bakal calon yang daya tolaknya rendah bisa jadi karena tingkat popularitasnya juga rendah, sedangkan ada bakal calon yang memiliki daya tolak tinggi, bisa jadi dikarenakan popularitasnya pun tinggi sehingga ada banyak responden yang memberikan beragam penilaian,” tambah Yadi—akrab Ia disapa.

Baca Juga  Supran Resmi Dilantik Sebagai Penjabat Bupati Sumbawa

Hasil survei ini lanjut Yadi, bukanlah hasil akhir, melainkan jika Pilkada dilaksanakan pada hari ini terhitung pada akhir Februari hingga awal Maret 2020. Kuncinya adalah siapa yang menguasai peta maka mereka yang berhasil sampai finish dengan kemenangan, dan masih ada waktu untuk memperbaiki posisi. Namun, yang terpenting, bakal calon perlu mengetahui dimana area Hijau (aman), Kuning (ada peluang untuk masuk) dan Merah (area lawan), sehingga pada pilkada mendatang bukanlah tebak-tebakan strategi, melainkan harus terukur dan terencana secara matang. (SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *