MATARAM, samawarea.com (6 November 2025) – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menjadi sorotan nasional setelah dipercaya menjadi tuan rumah Konferensi Nasional Teknik Sipil (Konteks) ke-19 dan Musyawarah Nasional Teknik Sipil Seluruh Indonesia yang digelar di Universitas Al Azhar, Mataram, pada 6–8 November 2025.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri menegaskan bahwa daerah yang berada di jalur Cincin Api Pasifik ini memiliki tantangan besar terhadap risiko bencana alam. Namun, NTB dinilai semakin tangguh dan siap menghadapi berbagai kondisi.
“Kita pahami bersama bahwa daerah kita memiliki kerawanan terhadap bencana. InsyaAllah dari berbagai pengalaman beberapa tahun terakhir, masyarakat kita telah memiliki kesiapsiagaan yang semakin baik,” ujar Umi Dinda saat membuka konferensi, Kamis (6/11).
Ia menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berketahanan terhadap bencana dan ramah lingkungan. Menurutnya, NTB kini menjadi laboratorium nyata pembangunan, di mana kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan akademisi terus terjalin.
“Engineering for resilience bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Di sinilah para insinyur dan akademisi teknik sipil memainkan peran penting,” tegasnya.
Ketua Panitia Konteks ke-19, Sayfuddin, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah strategis bagi akademisi dan praktisi teknik sipil dari seluruh Indonesia untuk bertukar gagasan dan inovasi.
Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dari 82 program studi teknik sipil di berbagai perguruan tinggi, dengan 106 makalah ilmiah yang akan dipresentasikan selama konferensi berlangsung.
Agenda Konteks ke-19 mencakup presentasi hasil riset dan inovasi terkini di bidang teknik sipil, musyawarah Nasional di bawah naungan Badan Musyawarah Pendidikan Tinggi Teknik Sipil Seluruh Indonesia (BMPTTSSI), sosialisasi Peta Gempa Indonesia, guna memperbarui standar desain dan konstruksi di wilayah rawan bencana, serta kunjungan lapangan (field trip) ke Bendungan Meninting dan Kawasan Mandalika, dua proyek strategis nasional yang mencerminkan pembangunan infrastruktur pariwisata berkelanjutan.
“Kami berharap Konteks ke-19 di Mataram dapat melahirkan output yang tidak hanya berupa publikasi ilmiah, tetapi juga rekomendasi kebijakan dan inovasi aplikatif yang bisa diimplementasikan oleh pemerintah dan industri,” tutur Sayfuddin.
Dengan mengusung tema “Inovasi Infrastruktur Berkelanjutan untuk Mendukung Ketahanan Bencana dan Pariwisata”, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kontribusi dunia teknik sipil terhadap pembangunan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Melalui forum ini, NTB menunjukkan komitmennya sebagai daerah yang tidak hanya siap menghadapi bencana, tetapi juga menjadi contoh sinergi antara ilmu pengetahuan, kebijakan, dan aksi nyata menuju pembangunan yang berdaya tahan dan berwawasan lingkungan. (SR)






