DOMPU, samawarea.com (17 November 2025) – Warga Lingkungan Manggemaci, Kelurahan Simpasai, Kecamatan Woja, digemparkan dengan ditemukannya seorang pemuda berinisial SA (22) dalam keadaan meninggal dunia di rumahnya, Minggu (16/11/2025) sekitar pukul 13.30 Wita.
Penemuan tersebut pertama kali diketahui oleh ayah korban, Al (49). Saat pulang dari ladang, ia mendapati pintu rumah terkunci dari dalam. Setelah memanggil berulang kali tanpa respons, ia mengintip melalui celah pintu dan melihat putranya sudah dalam keadaan tak bernyawa.
Warga kemudian membantu mendobrak pintu dan menurunkan korban sebelum melaporkan kejadian itu kepada pihak kepolisian.
Sekitar pukul 14.30 Wita, Tim Inavis Sat Reskrim Polres Dompu tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jenazah korban selanjutnya dievakuasi ke RSUD Dompu untuk pemeriksaan medis lebih lanjut.
Menurut dokter jaga RSUD Dompu, dr. Muh. Fawwaz Kamal, pemeriksaan luar tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Korban dinyatakan meninggal akibat tindakan bunuh diri.
Pihak keluarga menyampaikan bahwa mereka menerima dan mengikhlaskan musibah ini serta akan membuat surat pernyataan resmi.
Kasat Reskrim Polres Dompu, AKP Masdidin, S.H., mengatakan bahwa penyidik masih melakukan penyelidikan awal untuk mengetahui latar belakang tindakan korban
.“Motif korban belum dapat dipastikan. Korban tidak pernah mengeluhkan masalah kepada keluarga maupun lingkungannya. Penyidik juga tengah memeriksa handphone korban untuk mencari kemungkinan petunjuk tambahan,” jelasnya.
Selain itu, Unit Intelkam Polres Dompu turut melakukan deteksi dini dan penggalangan kepada keluarga serta masyarakat guna mencegah berkembangnya spekulasi yang tidak berdasar.
Kapolres Dompu AKBP Sodikin Fahrojin Nur, S.I.K., melalui Kasi Humas IPTU I Nyoman Suardika, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga atas kejadian tersebut.
“Polres Dompu turut berduka cita dan terus melakukan koordinasi serta pemantauan wilayah untuk memastikan situasi tetap kondusif,” ujarnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi mental dan psikologis keluarga maupun orang terdekat.
“Jika terdapat perubahan perilaku atau tanda-tanda tekanan mental, penting untuk menjalin komunikasi atau meminta bantuan profesional. Kepedulian bersama dapat mencegah terjadinya peristiwa serupa,” tambahnya. (SR)






