SUMBAWA BESAR, samawarea.com (11 November 2025)— Kepala Desa Bugis Medang, Suryanto, didampingi Sekretaris Desa Abdul Razak, mengungkapkan kendala serius yang dihadapi kawasan wisata laut di desanya. Selama bertahun-tahun, pelabuhan utama yang menjadi pintu masuk wisatawan ke Bugis Medang tak dapat digunakan secara maksimal akibat perairan yang dangkal.
Menurut Suryanto, terdapat dua dermaga di kawasan tersebut, satu dermaga besar yang dibangun pemerintah pusat pada 2017, dan satu dermaga kecil milik desa. Namun, kedua dermaga itu sama-sama dangkal, sehingga kapal wisata hanya bisa masuk saat air laut pasang.
“Kapal wisata sering tertahan di luar perairan. Mereka tidak bisa merapat ke dermaga karena terlalu dangkal. Akibatnya, aktivitas ekonomi masyarakat jadi terhambat,” ujar Suryanto saat ditemui di kantornya, Senin (11/11/2025).
Ia menambahkan, kondisi ini telah berlangsung sejak dermaga dibangun pada 2017, dan belum ada upaya besar dari pihak terkait untuk melakukan pendalaman (dredging) perairan.
Suryanto menjelaskan, apabila kapal wisata dapat bersandar dengan normal, maka peluang ekonomi warga akan meningkat, mulai dari pedagang kecil, pengrajin, hingga penyedia jasa wisata lokal.
“Kalau kapal bisa masuk, wisatawan bisa langsung belanja di warung, beli hasil laut, atau menikmati wisata desa. Tapi karena tidak bisa sandar, mereka hanya melihat dari jauh,” imbuh Sekdes Abdul Razak.
Untuk sementara, wisatawan yang datang harus berlabuh di luar perairan, kemudian naik ke darat menggunakan perahu kecil. Namun, cara ini dinilai tidak efisien dan kurang aman bagi wisatawan.
Pemerintah Desa Bugis Medang saat ini akan mengusulkan program perbaikan dan pendalaman dermaga kepada pemerintah daerah yang diharapkan dapat terealisasi pada tahun 2026.
“Kami telah ajukan proposal dan sudah ada turun tim survey. Mudah-mudahan tahun 2026 bisa terealisasi, karena letak pelabuhan ini sangat strategis dan berpotensi besar mendongkrak ekonomi lokal,” pungkas Suryanto. (SR)






