NTB Luncurkan Program Desa Berdaya Transformatif, Dorong Kemandirian dan Kurangi Kemiskinan Ekstrem

oleh -675 Dilihat

MATARAM, samawarea.com (8 November 2025) – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terus memperkuat langkah pembangunan berbasis desa melalui program Desa Berdaya Transformatif, sebuah terobosan strategis yang diyakini mampu menurunkan angka kemiskinan ekstrem, memperkuat ekonomi lokal, dan membuka kolaborasi lintas sektor.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi NTB, Yusron Hadi, menjelaskan bahwa fokus pembangunan berbasis desa berangkat dari kenyataan bahwa sebagian besar penduduk miskin berada di pedesaan. Namun, desa-desa di NTB justru menyimpan potensi besar di sektor pangan, pertanian, dan perikanan.

“Desa kita punya sumber daya alam yang kaya dan sumber daya manusia yang kreatif. Banyak anak muda inovatif tinggal di desa. Kalau potensi ini dikemas dengan baik, bisa menjadi kekuatan baru NTB,” ujar Yusron dalam forum diskusi Catatan Rakyat yang digelar YIM Creative Center di Bumi Resto, Mataram, Jumat (7/11/2025).

Program Desa Berdaya Transformatif juga dirancang bersinergi dengan pengembangan desa wisata, memperkuat klaster destinasi nasional dan internasional, serta mempercepat transformasi NTB menuju provinsi yang lebih mandiri dan berdaya saing.

Yusron menekankan bahwa desa bukan sekadar objek pembangunan, melainkan simpul strategis yang menghubungkan berbagai kepentingan lintas sektor. Melalui pendekatan kawasan, program ini mendorong keterhubungan antar-desa dengan pusat-pusat ekonomi wilayah, mulai dari sektor pertanian, industri, hingga ekonomi kreatif.

“Konsep hilirisasi menjadi kunci untuk memahami rantai nilai di desa—siapa yang memproduksi, mengolah, hingga memasarkan hasilnya,” tambahnya.

Akademisi Universitas Mataram, Dr. Firman, menilai Desa Berdaya Transformatif sebagai model baru pembangunan yang berbasis data dan pendampingan berkelanjutan. Program ini berfokus pada pemberdayaan keluarga miskin ekstrem dengan pendekatan sosiologis, psikologis, dan demografis yang menyeluruh.

“Pendampingan dilakukan secara intensif dan berbasis data terverifikasi. Tahapannya dimulai dari verifikasi dan validasi data, lalu proses graduasi menuju kemandirian, hingga pengembangan penghidupan sesuai potensi ekonomi desa,” jelas Dr. Firman.

Selain itu, dilakukan pemberdayaan sosial dan pendampingan keuangan rumah tangga agar keluarga miskin mampu beralih dari pola konsumsi ke arah produksi.

“Pendampingan dilakukan selama dua tahun dengan sasaran keluarga miskin ekstrem di desil satu. Tujuannya bukan sekadar keluar dari kemiskinan, tapi benar-benar mandiri dan produktif,” tegasnya.

Pemerintah Provinsi NTB berperan sebagai pengorkestra utama dalam program ini. Melalui Desa Berdaya Transformatif, pemerintah menjadi jembatan kolaborasi antara pemerintah pusat, kabupaten/kota, mitra pembangunan, sektor swasta, dan masyarakat desa.

Program ini diharapkan menjadi platform transformasi menyeluruh dari tingkat akar rumput, menciptakan desa-desa tangguh yang mampu menjadi motor penggerak ekonomi daerah.  (SR)

nusantara pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *