SUMBAWA BESAR,samawarea.com (19 November 2025) – Memasuki awal musim hujan, masyarakat di seluruh wilayah Pulau Sumbawa diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.
Imbauan tersebut disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai langkah mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir, angin kencang, puting beliung, tanah longsor, hingga gelombang tinggi.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi NTB, Ahmadi, didampingi Kalak BPBD Kabupaten Sumbawa, Muhammad Nurhidayat, saat meninjau lokasi jalan putus di Kabupaten Sumbawa belum lama ini, mengatakan bahwa kondisi cuaca pada awal musim hujan berpotensi memunculkan berbagai bencana alam.
“Seperti halnya di Kabupaten Bima dan Dompu sudah terjadi banjir di awal musim hujan, begitu juga dengan Kabupaten Sumbawa selain banjir juga terjadi longsor,” ujarnya.
BPBD NTB mencatat puluhan titik rawan bencana tersebar di kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa. Titik rawan tersebut berpotensi terdampak banjir rob, angin kencang, puting beliung, abrasi, hingga banjir bandang.
Ahmadi menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa untuk melakukan pemetaan dan pendataan wilayah rawan bencana sebagai upaya mitigasi.
“Potensi bencana lain seperti abrasi dan berbagai bencana hidrometeorologi tidak luput dari perhatian,” tambahnya.
Meski intensitas hujan saat ini masih tergolong ringan, BPBD NTB menegaskan kewaspadaan harus tetap ditingkatkan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir.
“Kepada para nelayan dan warga yang beraktivitas di laut kami harapkan meningkatkan kewaspadaan dengan memperhatikan kondisi cuaca dan memantau prakiraan BMKG,” tegas Ahmadi.
Ia mengingatkan, langkah tersebut penting untuk menghindari kecelakaan kerja di laut akibat perubahan cuaca ekstrem yang kerap terjadi pada awal musim penghujan.
Untuk memperkuat mitigasi, BPBD NTB juga telah menyiagakan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) di setiap kecamatan. Tim tersebut disiagakan selama 24 jam guna merespons cepat jika terjadi bencana.
Ahmadi berharap masyarakat ikut berperan aktif dalam kesiapsiagaan dengan melengkapi berbagai peralatan keselamatan serta mengikuti instruksi dari aparat terkait. (SR)






