FGD di Bugis Medang, Forum PRB Potret Ketahanan dan Tantangan Warga Hadapi Bencana

oleh -436 Dilihat

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (12 November 2025) — Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sumbawa bersama FPRB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Desa Bugis Medang, Rabu (12/11).

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian penilaian ketangguhan pulau-pulau kecil di Kabupaten Sumbawa yang berlangsung selama tiga hari, 11–13 November 2025, meliputi Pulau Moyo dan Pulau Medang.

FGD tersebut dihadiri aparat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, perwakilan perempuan, perawat, pendidik, dan unsur keamanan.
Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi potensi bencana dan perubahan iklim di pulau-pulau kecil

Ketua FPRB Sumbawa yang diwakili Sekretaris Yayat Cahyadi, SE, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari kajian ketangguhan pulau-pulau kecil di wilayah Kabupaten Sumbawa.

“Dari hasil kajian ini, kita harapkan lahir gambaran menyeluruh tentang ketangguhan pulau kecil, bukan hanya di Sumbawa, tetapi juga di seluruh NTB,” ujarnya.

Tim FPRB mengkaji berbagai aspek ketangguhan, meliputi ekonomi, sosial, lingkungan, kelembagaan, dan infrastruktur. Kajian ini juga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang mendukung adaptasi perubahan iklim, mitigasi bencana, dan pembangunan berkelanjutan di wilayah kepulauan.

Program ini juga merupakan bagian dari inisiatif BNPB bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui program “Siap Siaga”, yang sejak 2018 telah berperan dalam memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, khususnya pascagempa besar yang melanda NTB.

Menurut Yayat Cahyadi, pengalaman dari Pulau Bungin Kabupaten Sumbawa dan Tramena di Lombok Utara yang lebih dulu dikaji akan menjadi dasar untuk menyusun strategi penguatan ketahanan bagi Pulau Medang.

“Selama ini perhatian kita lebih banyak ke wilayah daratan besar. Padahal, masyarakat di pulau-pulau kecil juga perlu mendapat dukungan dalam menghadapi ancaman bencana dan dampak perubahan iklim,” jelasnya.

Melalui FGD dan kajian ketangguhan ini, FPRB Sumbawa dan NTB berharap dapat menyusun peta ketahanan pulau kecil yang menjadi dasar perencanaan pembangunan berkelanjutan.
Langkah ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah daerah, BNPB, dan mitra internasional dalam memperkuat ketangguhan masyarakat di wilayah kepulauan.

Kepala Desa Bugis Medang, Suryanto diwakili Sekdes Abdul Razak saat membuka FGD menyampaikan apresiasi atas kehadiran FPRB dan berbagai pihak yang mendukung kegiatan tersebut.

“Ini momentum penting bagi masyarakat Pulau Medang untuk mengenali potensi dan tantangan wilayahnya, agar kita lebih siap menghadapi risiko bencana di masa depan,” kata Acak, sapaan akrabnya.

Ia menggambarkan kondisi sosial ekonomi warganya. Desa Bugis Medang dihuni oleh 502 kepala keluarga yang tersebar di 3 dusun, dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan dan petani.

Selain sektor perikanan dan pertanian, masyarakat juga menggantungkan hidup dari wisata bahari. Tercatat 22 kapal wisata beroperasi di perairan sekitar Pulau Medang dan Pulau Moyo, membantu membuka lapangan kerja bagi warga setempat.

Namun demikian, Razak juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi masyarakat, seperti abrasi pantai, keterbatasan fasilitas pendidikan, dan suitnya kapal wisata merapat ke dermaga karena terjadinya pendangkalan.

“Jika kapal wisata bisa merapat langsung ke dermaga, tentu akan meningkatkan ekonomi warga. Kami berharap ada perhatian lebih terhadap hal ini,” ujarnya.

Kegiatan FPRB ini diharapkan tidak hanya menghasilkan data dan analisis, tetapi juga langkah nyata untuk memperkuat ketangguhan masyarakat pulau. (SR)

nusantara pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *