SUMBAWA BESAR, samawarea.com (10 November 2025) — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB mengundang seluruh pemangku kepentingan kebencanaan untuk mengikuti Rapat Koordinasi Siaga Darurat Bencana Banjir, Tanah Longsor, dan Cuaca Ekstrem Tahun 2025.
Rapat tersebut akan dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting pada Jumat, 31 Oktober 2025, sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah di wilayah NTB.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTB, Ir. H. Ahmadi, SP-1, menyampaikan bahwa kegiatan ini penting dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh daerah di NTB dalam menghadapi perubahan musim yang berpotensi memicu bencana.
“Prakiraan BMKG menunjukkan awal musim hujan dimulai pada dasarian III Oktober hingga dasarian III November 2025, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember 2025 hingga Februari 2026. Karena itu, langkah-langkah kesiapsiagaan perlu segera disiapkan,” ujar Ahmadi dalam surat tersebut.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sumbawa, Dr. Rusdianto, M.Pd yang ditemui, Senin (10/11/25), mengungkapkan bahwa persediaan logistik kebencanaan di tingkat kabupaten saat ini mulai menipis.
“Logistik kita sekarang memang sudah menipis. Kita sedang berupaya menambah, terutama melalui bantuan dari BPBD Provinsi dan pusat. Karena itu, sebelum puncak musim hujan tiba, kami berharap ada dropping logistik lebih awal ke wilayah Pulau Sumbawa,” ujar Doktor Anto.
Menurutnya, jarak tempuh yang jauh antara Mataram dan Sumbawa serta kondisi cuaca yang sulit diprediksi menjadi alasan utama mengapa penyaluran logistik harus dilakukan lebih cepat.
“Kalau saat bencana baru mengambil logistik ke Mataram, itu akan sangat menyulitkan. Jadi lebih baik dipersiapkan sejak dini agar saat kondisi darurat terjadi, kebutuhan dasar sudah terpenuhi,” tambahnya.
Rusdianto juga menjelaskan bahwa rapat koordinasi antara BPBD Provinsi dan kabupaten se-NTB telah dilakukan dua minggu lalu, dan salah satu hasilnya adalah kesepakatan untuk memperkuat kesiapan logistik menghadapi musim hujan tahun ini.
Dengan koordinasi dan kesiapsiagaan sejak dini, diharapkan penanganan bencana di wilayah NTB dapat berjalan lebih cepat, tepat, dan efektif. (SR)






