SUMBAWA BARAT. samawarea,com (21 Oktober 2025) – Menjadi Pengusha mungkin bukan cita cita banyak remaja saat ini, namun bukan bagi Peti Puspita Sari gadis Tangguh asal Desa Tapir Kecamatan Seteluk Kabupaten Sumbawa Barat ini justru sudah menapaki jalan menjadi wirausaha sejak mulai masuk sekolah SMA, kini jerih payahnya sudah membuahkan hasil manis,dengan omset puluhan juta rupiah dari usaha jualan permen susu yang dia rintis dari nol.
Peti adalah sosok di balik merek UD. Tpir Barokah prusahaan rumahan yang memproduksi dan menjual permen susu khas Sumbawa Barat,usahaya juga membawahi produk madu asli Sumbawa dan susu kuda liar,dua komuditi lokal yang digemari pasar. “Usaha ini sudah saya mulai dari sejak tahun 2005 waktu saya SMA, waktu itu saya masih mengambil barang jadi dari Kabupaten Sumbawa tempat Desa asal saya yaitu Desa Penyaring Kabupaten Sumbawa, baru tahun 2020 saya bisa memproduksi sendiri,” cerita Peti.
Langkah berani peti meracik produk sendiri menjadi titik balik produksinya meningkat, omset semakin menigkat dan stabil pada angka 15 juta rata rata perbulan. Namun, Seperti banyak UMKM lain, Peti mengdapi tantangan besar dalam memperluas pasar. “Selama setahun dari tahun 2020 sampai tahun 2021, usaha agak susah berkembang, pasarnya masih terbatas masih di wilyah Sumbawa Barat itupun belum maksimal karna masih menggunakan sistem pemasaran tradisional,” tuturnya.
Segalanya berubah setelah Peti Puspitasari mengikuti pelatihan kewirausahaan yang diselegggrakan oleh PT. AMMAN, program tersebut menggandeng Narasa indonesia yang merupakan lembaga Platform yang fokus untuk pemberdayaan UMKM pemuda lokal,kegiatanya berlangsung selama dua bulan di Kedai Sawah Lingkungan KTC, di sana Peti bukan hanya mendapat pelaihan seputaran bisis, namun juga pendampigan intensif mulai dari pengembangan produk, strategi pemasaran, hingga pembangunan menside berpikir bisnis yang lebih luas.
”Bukan hanya produk dan pemasaran yang meningkat, tapi cara pandang saya juga berubah, saya lebih berani mengambil langkah strategis,” ungkapnya.
“Dan berkat terapan pelatihan tersebut omzet saya naik dua kali lipat rata rata perbulannya bisa mencapai 30 juta perbulan, itu baru dari permen susu saja belum dari omset jualan Susu Kuda Liar dan Madu Asli Sumbawa yang juga ikut naik, dan sekarang saya sudah bisa bangun toko permanen sendiri dan bisa mempekerjakan 4 orang karyawan untuk membanu mengelola bisnis saya,” sambung Peti.
Ditempat yang berbeda Aji Suryanto, selaku Senior Manager Social Impact AMMAN mengatakan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) senantiasa melakukan beragam inisiatif berkelanjutan yang tertuang dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), salah satunya melalui pilar Economic Empowerment (Pemberdayaan Ekonomi).
Economic Empowerment fokus pada program untuk peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro dan kecil dengan tujuan pengusaha muda di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) memiliki kemampuan berbisnis yang mumpuni, serta memiliki kesadaran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui diversifikasi produk, pengembangan berbagai sektor usaha/industri dan kemandirian dalam komunitas,”ungkapya
Pengembangan UMKM adalah upaya AMMAN untuk mendukung pertumbuhan kewirausahaan di KSB, agar lebih berdaya dan berkembang kemampuannya dalam berbisnis. Harapannya, UMKM KSB dapat tumbuh menjadi penopang ekonomi lokal dan sekaligus menjadi pendorong pariwisata KSB.
UMKM di KSB memiliki banyak potensi, tetapi memerlukan pendampingan untuk peningkatan kapasitas para pelaku usaha UMKM. Saat ini produk yang dijual oleh UMKM KSB adalah produk tradisional yang tidak tahan lama dengan kemasan yang kurang menarik (tidak representatif) dan kualitas yang tidak terjamin. Masalah utama lainnya, UMKM KSB masih bergerak sendiri-sendiri dan sangat berbasis produk (product-based), sehingga belum mampu melihat potensi market agar produksi menjadi scalable dan mendapatkan lebih banyak akses pasar.
Program pendampingan UMKM sudah dilakukan semenjak 2021,salah satu binaannya ada Peti Puspitasari mengembangkan usaha permen Susunya yang berhasil tingkatkan penghasilan sampai dia kali lipat.
Intervensi program dan pendampingan yang dilakukan antara lain UMKM KSB memiliki produk yang berkualitas, memenuhi standar keamanan pangan dan memiliki kemasan yang menarik. Setelah itu, penjualan UMKM mitra AMMAN meningkat. Mitra UMKM AMMAN selalu dilibatkan dalam berbagai bazar/pameran, diikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan kewirausahaan, keuangan dan manajemen bisnis yang dilakukan oleh mitra-mitra strategis AMMAN, diberikan peningkatan kapasitas untuk mengelola pemasaran digital melalui sosial media, didukung jika ada peluang potensi akses pasar, dan lain-lain.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa Barat, Suryaman, S.STP., M.Si., memberikan apresiasi terhadap kiprah Peti Puspita Sari sebagai pelaku UMKM muda yang berhasil menembus pasar luas dari desa.
“Kami sangat bangga dengan Peti. Beliau adalah contoh konkret bahwa UMKM di daerah, jika dibina dengan baik dan punya semangat kuat, bisa naik kelas dan bersaing di pasar nasional. Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi lokal melalui KSB Maju umkm,” ungkap Suryaman.
Ia juga menegaskan bahwa Dinas Perindag terus berkomitmen mendukung pelaku usaha seperti Peti melalui berbagai program pelatihan, fasilitasi legalitas usaha, hingga perluasan akses pasar.
“Kami terus bersinergi dengan pihak swasta seperti PT AMMAN untuk memperkuat ekosistem UMKM. Ke depan, kami berharap akan lahir lebih banyak ‘Peti-Peti’ lain dari Sumbawa Barat yang bisa membawa nama daerah ke kancah nasional, bahkan internasional,” tambahnya.
Suryaman menutup pernyataannya dengan harapan agar generasi muda tidak ragu terjun ke dunia usaha, karena potensi lokal yang dimiliki KSB sangat besar untuk dikembangkan menjadi produk unggulan bernilai jual tinggi.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumbawa Barat, Badarudin Duri, turut memberikan dukungan atas keberhasilan Peti Puspita Sari, pelaku UMKM muda asal Desa Tapir yang berhasil mengembangkan usaha permen susu hingga meraup omzet puluhan juta rupiah per bulan.
“Ini adalah kisah yang sangat membanggakan. Peti adalah sosok anak muda tangguh yang membuktikan bahwa keberhasilan bisa diraih dengan kerja keras, inovasi, dan semangat pantang menyerah,” ujar Kaharuddin.
Ia menekankan bahwa kisah Peti seharusnya menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya di Sumbawa Barat untuk tidak ragu memulai usaha sendiri, bahkan dari skala kecil. Menurutnya, sektor UMKM adalah tulang punggung ekonomi kerakyatan yang perlu terus didorong.
“Sebagai lembaga legislatif, kami di DPRD tentu mendorong pemerintah daerah untuk terus menghadirkan program yang berpihak pada UMKM, baik dari sisi regulasi, anggaran, maupun pembinaan. Kisah sukses Peti ini harus jadi pelecut semangat semua pihak,” tambahnya.
Badarudin juga menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam perjalanan usaha Peti, termasuk PT Amman Mineral Nusa Tenggara dan Narasa Indonesia yang telah memberikan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan.
“Kami berharap kolaborasi seperti ini terus diperluas. Ketika dunia usaha, pemerintah, dan komunitas bersinergi, maka hasilnya akan luar biasa seperti yang ditunjukkan Peti,” tutupnya.