Dermaga F3 Mangkrak, Dinas Perhubungan Masih Mencari Kapal Cepat yang Mau Beroperasi

oleh -290 Dilihat

Sumbawa Barat, Samawarea. Com ( 06/9/2025) Dermaga F3 yang sempat digadang-gadang menjadi salah satu simpul transportasi laut strategis untuk mempersingkat waktu perjalanan laut yang hanya butuh waktu 30 menit dibandingkan dengan kapal Very yang harus tempuh waktu 2 jam, namun kini masih belum beroperasi kembali pasca ditinggalkan kapal Cepat Cepat tenggara 1 akibat rugi. Bangunan dermaga yang telah selesai dibangun dan menghabiskan anggaran Negara itu kini tampak mangkrak, belum difungsikan kembali sebagaimana mestinya. Dinas Perhubungan pun buka suara terkait kondisi ini.

Kepala Dinas Perhubungan Suharno S. Sos menjelaskan bahwa pihaknya saat ini masih dalam proses mencari operator kapal cepat yang bersedia melayani rute Poto Tano – Kayangan menggunakan Dermaga F3. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah menyesuaikan jenis kapal dengan kondisi pasar yang ada saat ini.

“Saat ini kami lagi cari kapal yang mau beroperasi agar dermaga bisa berfungsi. Tapi memang tidak seperti dulu lagi. Kalau sebelumnya kami gunakan kapal berkapasitas 200 orang, sekarang kami cari kapal yang lebih kecil, hanya sekitar 100 kursi saja,” ujarnya saat diwawancarai belum lama ini.

Langkah ini diambil setelah evaluasi terhadap operasional sebelumnya yang dinilai tidak efisien. Diketahui, kapal cepat yang pernah beroperasi di Dermaga F3 terpaksa menghentikan layanan karena merugi. Dengan kapasitas besar dan biaya operasional tinggi, kenyataannya jumlah penumpang yang dilayani hanya mencapai 30 persen dari kapasitas penuh.

“Kapal sebelumnya hengkang karena rugi. Biaya operasionalnya tinggi, karena kapal besar tentu butuh bahan bakar lebih banyak, awak kapal lebih banyak, dan perawatan yang mahal. Tapi penumpangnya sedikit, jadi tidak tertutupi,” jelasnya.

Pemerintah daerah, melalui Dinas Perhubungan, kini mencoba pendekatan baru dengan mencari kapal berkapasitas lebih kecil. Harapannya, dengan biaya operasional yang lebih rendah, operator kapal tetap bisa mendapatkan keuntungan meski jumlah penumpang belum maksimal.

“Kami realistis saja. Kalau bisa dapat kapal kecil, biaya operasional bisa ditekan, dan dengan penumpang yang ada sekarang pun sudah bisa balik modal bahkan untung,” tambahnya.

Terkait kontribusi pemasukan daerah dari dermaga tersebut, Dinas Perhubungan mengaku belum menjadikannya prioritas saat ini. Fokus utama saat ini adalah memastikan adanya kapal yang benar-benar mau dan mampu beroperasi secara berkelanjutan.

“Soal pemasukan daerah nanti kita bicarakan. Yang penting sekarang dermaga bisa hidup dulu, ada kapal yang jalan. Kalau sudah stabil, baru kita pikirkan soal retribusi dan lain-lain,” tegasnya.

Sementara itu, sejumlah warga di sekitar Dermaga F3 berharap agar fasilitas yang telah dibangun dengan anggaran besar itu tidak dibiarkan terbengkalai terlalu lama. Menurut mereka, kehadiran layanan kapal cepat sangat dibutuhkan, tidak hanya untuk mendukung mobilitas warga, tapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

nusantara pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *