10 Tahun Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami di Sumbawa: Membangun Budaya Sadar, Siaga, dan Selamat

oleh -592 Dilihat

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (16 Oktober 2025) – Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG) Kabupaten Sumbawa resmi menggelar kegiatan peringatan 10 tahun pelaksanaan program ini dengan tema “Membangun budaya sadar, siaga dan selamat dalam menghadapi gempabumi dan tsunami.”

Kegiatan ini diinisiasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan telah berlangsung sejak tahun 2015 di berbagai wilayah di Indonesia. Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram sekaligus penanggung jawab SLG di Kabupaten Sumbawa, Sumawan ST., MM., menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini sebagai upaya mitigasi bencana di wilayah yang termasuk rawan gempa bumi dan tsunami.

Dalam sambutan secara daring, Mori Hanafi menekankan pentingnya memperkuat komitmen pemerintah daerah, terutama dalam aspek anggaran, teknologi, dan aspek teknis pelaksanaan. Menurutnya, dukungan ini sangat penting mengingat Kabupaten Sumbawa yang cukup luas, sehingga perlu diperluas hingga ke kecamatan-kecamatan.

“Kami berharap kehadiran BMKG bisa dimaksimalkan, terutama untuk mendukung sektor pertanian yang merupakan tulang punggung ekonomi Sumbawa. Dengan komitmen ini, kerugian yang dialami petani akibat bencana dapat diminimalisir,” ujar Mori Hanafi.

Sekitar 80 persen masyarakat Pulau Sumbawa bermata pencaharian sebagai petani, sehingga mitigasi bencana akan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang.

Cahyo Nugroho, SE., S.Si., Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III, menambahkan bahwa Kabupaten Sumbawa termasuk wilayah rawan gempa, terutama di bagian barat, selatan, dan utara.

“Gempa bumi memiliki siklus tertentu yang bisa mencapai 50 hingga ratusan tahun. Dengan adanya SLG, diharapkan masyarakat dapat lebih siap dan memahami tindakan yang harus diambil saat bencana terjadi,” katanya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa, Dr. Budi Prasetiyo, S.Sos., M.AP., membuka kegiatan dengan mengapresiasi inisiatif ini. Ia mengingatkan bahwa wilayahnya pernah mengalami bencana gempa dan tsunami, dan teori menyatakan bencana serupa dapat terjadi kembali di masa depan.

“Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk saling berkolaborasi dalam mensosialisasikan pengetahuan dan kesiapsiagaan bencana ini, terutama di 154 desa yang ada di Kabupaten Sumbawa,” ujar Dr. Budi.

Sekda berharap program SLG bukan menjadi yang terakhir dan mendorong pengembangan modul-modul edukasi sebagai sumber pemahaman masyarakat secara umum. Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan kesiapsiagaan, diharapkan Kabupaten Sumbawa mampu meminimalkan risiko dan dampak bencana gempa bumi dan tsunami di masa mendatang.

Untuk diketahui, kegiatan ini juga menampilkan pemutaran video dokumenter tentang satu dekade SLG sebagai refleksi dan motivasi bagi peserta yang berasal dari berbagai kalangan dan wilayah. Hadir sebagai peserta kegiatan di antaranya, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Sumbawa, Taruna Siaga Bencana (Tagana),  Disos, Dikes, BPBD, Diskominfotik, Polres Sumbawa, Kodim, perguruan tinggi, dan pelajar. (SR)

 

nusantara pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *