Jepang Bidik Sumbawa Jadi Pusat Peternakan Sapi Terintegrasi

oleh -194 Dilihat

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (25 September 2025) – Kabupaten Sumbawa terus menunjukkan potensinya sebagai lumbung peternakan nasional. Terbaru, delegasi dari Japan International Cooperation Agency (JICA) melakukan kunjungan resmi dalam rangka penjajakan investasi peternakan sapi terintegrasi di daerah tersebut. Kedatangan delegasi JICA disambut Bupati Sumbawa, Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP, bersama unsur Forkopimda dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kantor Bupati Sumbawa, Rabu (24/9/25).

Dalam pertemuan tersebut, dibahas potensi besar Sumbawa di sektor peternakan, sekaligus berbagai tantangan yang dihadapi peternak lokal. “Sumbawa memiliki lahan terluas di NTB, namun keterbatasan pakan, air, dan sarana modern masih menjadi tantangan utama,” ujar Bupati Jarot.

Ia mencontohkan bahwa mayoritas peternak tradisional hanya mampu memelihara 3–4 ekor sapi karena keterbatasan pakan dan lahan, yang sebagian besar telah beralih fungsi menjadi lahan jagung. Sementara itu, pola peternakan semi-modern seperti yang diterapkan di Kawasan Terpadu Mandiri (KTM) Labangka masih memerlukan modal besar dan dukungan teknologi.

Lokasi KTM Labangka menjadi perhatian utama dalam kunjungan ini. Di kawasan milik pemerintah tersebut, Pemkab Sumbawa tengah menyusun konsep peternakan sapi terintegrasi berbasis lahan pakan, sistem kandang modern, dan manajemen berkelanjutan. Selain itu, Pemkab juga tengah mengusulkan pembangunan Bendungan Labangka Komplek senilai Rp 2,1 triliun untuk mendukung irigasi pertanian dan keberlangsungan peternakan. Namun proyek ini masih menunggu prioritas pendanaan dari pemerintah pusat.

Beberapa permasalahan utama peternak sapi di Sumbawa antara lain sulitnya mencari pakan berkualitas, akses pasar terbatas dan harga jual yang tidak kompetitif, populasi ternak stagnan meski lahan luas, belum adanya fasilitas cool storage dan pengemasan modern, serta ketergantungan pada impor daging, khususnya dari Australia. Padahal, permintaan daging di NTB masih sangat tinggi, terutama dari sektor pariwisata dan industri tambang.

Menurut data Bappeda Sumbawa, kontribusi sektor unggulan terhadap ekonomi NTB sangat signifikan. Yakni, jagung 46%, udang 72,92%, rumput laut: 67,54%, kopi 42,27%, dan sapi hidup 29,97%. Melalui pengelolaan dan pengembangan sektor peternakan sapi, Pemkab Sumbawa menargetkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hingga Rp20,97 miliar per tahun. Skema ini akan didorong lewat optimalisasi pajak komoditas unggulan dan fasilitasi investasi.

“Sumbawa punya lahan luas dan tenaga kerja yang siap. Dengan integrasi sistem modern dan dukungan teknologi Jepang, kami optimis bisa jadi pusat suplai daging sapi nasional,” tegas Bupati Jarot.

Kunjungan JICA ini menjadi langkah awal dari potensi kolaborasi strategis antara Jepang dan Indonesia dalam mendorong kemandirian pangan dan pembangunan peternakan modern berbasis kawasan di wilayah timur Indonesia.

Dalam pertemuan ini, pihak JICA memaparkan bahwa proyek peternakan sapi di Sumbawa merupakan bagian dari 85 proyek kerjasama Jepang di Indonesia, dan menjadi proyek ke-9 di sektor peternakan.

“Kami membawa empat perusahaan Jepang, ditambah sebelas lainnya yang tertarik pada tema peternakan. Kami ingin berkontribusi pada ketahanan pangan Indonesia,” ujar perwakilan JICA.

Salah satu perusahaan yang turut hadir adalah PT Takakita, yang mempresentasikan teknologi pengolahan pakan berbasis traktor. Teknologi ini memanfaatkan limbah tongkol jagung sebagai bahan pakan alternatif solusi yang relevan dengan kondisi pertanian di Sumbawa yang didominasi jagung. (SR)

nusantara pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *