SUMBAWA BESAR, samawarea.com (18 September 2025) – Kepala Bappeda Sumbawa, Dr. Dedi Heriwibowo, M.Si, menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menyusul dua kasus keracunan makanan yang terjadi baru-baru ini.
Dalam pertemuan bersama koordinator dan kepala dapur dari 10 Satuan Penyedia Pangan Gizi (SPPG) di ruang Asisten I Sekda Sumbawa, Kamis (18/9), Dr. Dedi mengungkapkan perlunya pengetatan prosedur kebersihan dan distribusi makanan.
Dari 10 SPPG yang ditunjuk di Kabupaten Sumbawa, sebutnya, saat ini 9 telah beroperasi. Namun, dua kasus keracunan yang terjadi baru-baru ini telah menjadi perhatian serius. Hasil pemeriksaan sementara dari Dinas Kesehatan mengindikasikan adanya kontaminasi bakteri, yang diduga berasal dari air sebagai media pencemaran.
“Karena penyediaan makanan ini dalam skala besar, maka kebersihan dapur dan proses pengolahan makanan jadi hal yang sangat krusial,” ujar Dr. Dedi yang juga menekankan pentingnya pengaturan waktu distribusi makanan agar tidak terlalu lama berada dalam perjalanan sebelum dikonsumsi para siswa.
Salah satu tantangan dalam pelaksanaan MBG, lanjutnya, adalah distribusi makanan dari dapur ke sekolah. Menurut Dr. Dedi, perubahan SOP menyebabkan pergeseran jadwal memasak yang belum sepenuhnya bisa diterapkan, utamanya karena kendala bahan bakar.
“Rata-rata SPPG baru mampu melakukan dua shift memasak dari tiga yang diharapkan. Ini menyebabkan makanan yang didistribusikan bisa berada dalam perjalanan lebih dari 4–6 jam, yang berpotensi menyebabkan basi dan keracunan,” jelasnya.
Bappeda telah meminta seluruh SPPG untuk menyusun jadwal distribusi secara rinci dan disesuaikan dengan jam belajar siswa. Misalnya, makanan untuk siswa TK hingga kelas 3 SD harus sudah tiba sebelum pukul 07.15, sementara untuk kelas 4–6 sebelum jam istirahat pukul 09.30, dan untuk siswa SMA menyesuaikan dengan jadwal istirahat siang. (SR)
