SUMBAWA BESAR, samawarea.com (6 Maret 2025) – Kasus kecelakaan yang menimpa karyawan PT Mineral Nusa Drillindo (MND) dan PT ISS—dua perusahaan sub kontraktor PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), mendapat perhatian serius Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa.
Pasalnya, kecelakaan bus terbalik di wilayah Kecamatan Lunyuk itu menyebabkan 2 orang meninggal dunia, 5 luka berat dan 19 orang luka ringan. Terungkap dua perusahaan subkon Amman Mineral itu belum terdaftar di Disnakertrans Kabupaten Sumbawa.
“Dua perusahaan yang menangani drilling (pengeboran) dan catering (makanan) itu belum terdaftar atau melaporkan diri ke dinas kami,” kata Kepala Disnakertrans Sumbawa, Varian Bintoro S.Sos kepada samawarea.com, Kamis (6/3/25).
Seharusnya ungkap Varian, perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Sumbawa harus melaporkan diri ke Disnakertrans. Selain perintah undang-undang, juga bagian dari pengawasan yang dilakukan pihaknya terutama terkait dengan kewajiban perusahaan dan hak para karyawan terutama mengenai jaminan kesehatan dan asuransi keselamatan kerja. Misalnya kepemilikan Jamsostek, BPJS maupun jumlah tenaga kerja, standar upah yang sesuai, serta safety dalam bekerja.
“Meski kantornya di luar Sumbawa, ketika wilayah operasionalnya di Sumbawa, wajib perusahaan itu melaporkan diri di Disnakertrans Sumbawa. Dengan tidak melapor, kami kesulitan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah melaksanakan kewajibannya dalam memenuni hak-hak karyawan,” tandasnya.
Karena itu pihaknya dapat mengambil tindakan terhadap perusahaan tersebut mulai dari teguran maupun hal lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seperti diberitakan, kecelakaan ini terjadi di Jalan Raya Jalur Tambang PT. AMNT KM 4-5, tepatnya tanjakan Peruak Gantung, Dusun Sumber Sari, Desa Perung, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Rabu (5/3/25) pukul 14.30 Wita.
Sebelum kejadian, Bus Mitsubishi Andika yang dikemudikan S, melaju dari arah Sumbawa menuju lokasi tambang PT. AMNT dengan mengangkut 26 orang penumpang yang sebagian besar adalah karyawan tambang.
Saat menanjak di Peruak Gantung, mesin bus mendadak mati. Pengemudi membanting setir ke arah kiri, yang menyebabkan kendaraan tersebut terbalik. Akibatnya dua orang meninggal dunia, lainnya luka berat dan luka ringan. (SR)






