Nyolong Motor, Tangan Nyaris Putus Tertebas Parang

oleh -141 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (10/09/2016)

Dua terduga pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) diringkus polisi di wilayah Kecamatan Lape dan Plampang, Sabtu (10/9). Satu di antara terduga tersebut tertebas parang hingga tangan kanannya nyaris putus. Saat ini keduanya tengah menjalani pemeriksaan di Polres Sumbawa guna mengungkap lokasi aksi dan jaringannya. Kedua terduga, Mauludin dan Asgar merupakan kawanan curanmor asal Bima yang selama ini sangat meresahkan. Sebab hampir setiap hari terjadi aksi curanmor di beberapa kecamatan seperti Lape, Lopok, Moyo Hilir dan Moyo Hulu, yang diduga pelakunya adalah kawanan ini. Mereka hanya bermodalkan kunci T dan beberapa kunci palsu. Mereka datang dari Bima, singgah sebentar lalu beraksi dan hasilnya dibawa ke Bima. Di sana sudah ada bengkel khusus yang memodifikasi hasil curanmor sehingga sulit dikenali sebelum dilempar ke pasaran. Untuk diketahui, Asgar dan Mauludin ini merupakan residivis yang beberapa kali keluar masuk penjara. Meski saling kenal, tapi keduanya diduga memiliki jaringan berbeda.

Kapolsek Lape, AKP Satrio yang dikonfirmasi SAMAWAREA mengatakan, kasus ini terungkap tadi malam ketika pihaknya menggelar razia. Upaya ini dilakukan hampir setiap malam menyusul maraknya aksi pencurian sepeda motor. Dalam minggu ini saja sudah 7 unit motor yang hilang. Pihaknya juga telah meminta peran aktif masyarakat untuk segera melaporkan ketika ada yang mencurigakan atau adanya kasus baru. Benar saja, pihaknya mendapat laporan sekitar pukul 01.00, ada warga yang kehilangan motor. Dari informasi sedikitnya empat pelaku beraksi menggunakan dua sepeda motor. Belakangan diketahui, bahwa kawanan ini baru saja mengambil motor di wilayah Ai Nunuk, lalu berhenti di sebuah bengkel di Kecamatan Lopok. Di tempat itu mereka kembali beraksi mengambil satu lagi sepeda motor tapi kepergok dan dikejar. Polisi pun ikut bergerak mengejar pelaku lain karena mereka kabur secara terpisah sambil menunggang hasil curiannya. Polisi berhasil menemukan satu sepeda motor yang dibuang terduga yang diketahui bernama Abdi—adik kandung dari terduga Mauludin. Sementara anggota dan warga memilih mengejar Asgar. Ketika memasuki lokasi persawahan, Asgar membuang sepeda motor yang dikendarainya lalu kabur masuk sawah. Tapi salah seorang warga sempat mengarahkan parang sehingga lengan tangan kanan terduga itu terluka parah. Malam itu lokasi persawahan di kepung massa. Sementara polisi juga ikut mencari Asgar dengan menelusuri ceceran darah. Polisi dan massa kehilangan jejak meski telah berusaha mencari hingga menjelang pagi. Rupanya terduga ini kabur ke arah bukit. Polisi pun meminta warga terutama yang tinggal di tepi jalan untuk segera menginformasikan jika ada laki-laki dengan kondisi tangan terluka. Pagi harinya, salah seorang pemilik kios melihat terduga dan sempat ditanya penyebab tangannya terluka. Terduga mengaku baru saja bertengkar dengan saudaranya dan saat itu dia ingin pulang ke Bima. Kebetulan melintas Bus Ulet Jaya dan terduga naik. Polisi yang menerima informasi ini langsung bergerak. Tapi sayang, bus sudah keluar dari wilayah Lape menuju Plampang. “Kami langsung menghubungi Polsek Plampang untuk mencegat bis tersebut,” kata Yoyo—sapaan akrab Kapolsek Lape.

Polsek Plampang berhasil mencegat bus tersebut dan meringkus terduga. Dari hasil interogasi, Asgar menyebut beberapa rekannya termasuk Mauludin—orang yang memberikan kunci T dan kunci palsu. Polisi langsung bergerak ke Karang Jati. Mauludin yang bekerja memanen padi petani setempat dicokok. “Kami akan kembangkan, karena ada beberapa teman-temannya yang belum tertangkap. Kami sudah mengantongi nama-nama mereka termasuk orang yang mengumpul hasil kejahatannya,” demikian Yoyo. (JEN/SR)