DAK 2013 Kembali Diluncurkan Dinas Diknas

oleh -253 Dilihat

Sumbawa Besar, SR
Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa kembali meluncurkan sejumlah paket pekerjaan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun-tahun sebelumnya yang belum sempat (optimalisasi) maupun tidak rampung dikerjakan (diluncurkan) untuk dilaksanakan bersamaan dengan DAK Tahun 2014. Untuk optimalisasi mencapai Rp 5,2 M meliputi DAK tambahan Tahun 2013 paket alat peraga SMP senilai Rp 494 juta, ada juga buku DAK SD Tahun 2011 senilai Rp 2,8 miliar, buku SD sisa tender 2010 Rp 1,5 miliar serta buku SMP sisa tender 2010 sebesar Rp 416,3 juta. Sedangkan luncuran Rp 215,7 juta meliputi DAK Dikmen Tahun 2013 bagi paket peralatan laboratorium IPA.
Kadis Diknas setempat melalui Kasubag Program, Amir Mahmud ME menyebutkan, untuk pelaksanaan DAK optimalisasi dan luncuran yang akan dilaksanakan berbarengan dengan DAK Tahun 2014 ada tiga opsi yang bisa ditempuh apakah menggunakan Juknis tahun keluarnya DAK, juknis DAK berjalan serta Juknis tahun sebelumnya. “Opsi mana yang dipakai nanti kami masih menunggu juknis baru,” ujarnya.
Terjadinya optimalisasi dan luncuran DAK ini terangnya dikarenakan juknis/juklak yang diterbitkan pusat mengalami keterlambatan dan mengakibatkan mepetnya waktu sehingga pelaksanaannya sangat sulit untuk direalisasikan. Sedangkan masalah pengadaan buku lebih disebabkan pada sulitnya menentukan referensi Harga Perhitungan Sendiri (HPS). Disinggung apakah tahun ini bakal ada lagi paket DAK yang dioptimalisasikan atau diluncurkan pada tahun depan, Amir menambahkan pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin seluruh paket pekerjaan rampung dikerjakan tahun ini juga.

Dinas Diknas cukup optimis semua pekerjaan selesai sebab persiapan sudah dilaksanakan lebih awal, salah satunya telah melaksanakan rapat pelaksanaan DAK Tahun 2014 dengan agenda menentukan kebutuhan buku masing-masing sekolah dan daftar kebutuhan sarana prasarana sekolah. Khusus untuk pengadaan buku kurikulum 2013 melalui dana BOS, Amir Mahmud mengingatkan mekanisme pengadaannya masih sama yakni system tender atau tidak diadakan sendiri oleh pihak sekolah. “Pengadaan buku kurikulum ini maksimal 5 persen alokasinya dari dana BOS,” pungkasnya.