MATARAM, samawarea.com (27 November 2025) – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Hj. Indah Dhamayanti Putri, S.E., M.IP., mengajak para orang tua dan seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memperkuat upaya pencegahan stunting, khususnya di Kabupaten Lombok Barat. Seruan ini disampaikan dalam kegiatan Gerakan Orang Tua Peduli Stunting yang digelar di UPT Puskesmas Narmada, Rabu (26/11/2025).
Dalam sambutannya, Wagub menekankan pentingnya pemenuhan nutrisi yang tepat bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan pertumbuhan. Menurutnya, tambahan asupan seperti susu, telur, serta makanan bergizi lainnya harus dipastikan benar-benar diterima dan dikonsumsi oleh anak yang membutuhkan.
“Bantuan yang diberikan harus tepat sasaran, termasuk telur dan nutrisi lain, agar benar-benar dikonsumsi oleh anak-anak yang membutuhkan. Pendampingan dan pembinaan juga perlu dilakukan hingga ke tingkat kader posyandu,” ujar Wagub.
Sebagai Ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita (BKOW) NTB, ia turut menyoroti kondisi stunting di daerah. Dari sepuluh kabupaten/kota, saat ini Lombok Timur dan Lombok Utara masuk zona merah. Karena itu, ia menegaskan perlunya meningkatkan screening sejak dini.
Meski Lombok Barat berada pada zona hijau, Wagub menyampaikan agar pihak terkait tidak lekas merasa aman.
“Kita tidak boleh hanya memperhatikan bayi yang sudah terindikasi stunting. Screening sejak awal sangat penting untuk melihat kecenderungan menuju stunting agar dapat dicegah dan tidak menambah angka stunting,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Barat, Ayu Indra Rukmana, memberikan apresiasi atas perhatian Pemerintah Provinsi NTB terhadap isu stunting di daerahnya. Ia menyebut peran orang tua merupakan pilar utama dalam memastikan tumbuh kembang anak berjalan dengan optimal.
“Banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting, mulai dari pola asuh, kebersihan lingkungan, hingga pola hidup yang kurang sehat. Dengan adanya program ini, kami berharap anak-anak di Lombok Barat tumbuh sehat menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.
Kegiatan tersebut menjadi wujud kolaborasi pemerintah daerah, tenaga kesehatan, kader posyandu, serta masyarakat dalam mempercepat penurunan angka stunting di NTB. (SR)
