Sumbawa Barat,Samawarea.com ( 5/3/2025)
Harga cabai di pasar Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat, saat ini mengalami lonjakan yang luar biasa. Harga cabai rawit yang tembus hingga 200 ribu rupiah per kilogram membuat para pedagang merasa tercekik, bahkan banyak yang ragu untuk menjualnya. Salah satunya adalah Wiwin, seorang pedagang di Kota Taliwang, yang mengungkapkan kesulitan akibat harga cabai yang sangat tinggi.
“Harga cabai sekarang sangat mahal sekali, tembus sampai angka 200 ribu per kilogram. Sehingga saya tidak berani mengambil cabai rawit untuk dijual,” ungkap Wiwin, yang mengaku kebingungan dengan harga cabai yang semakin melonjak di pasar Taliwang Tempat mengambil barang untuk dijual kembali.
Pasar Taliwang memang menjadi pusat perdagangan berbagai komoditas di Kabupaten Sumbawa Barat, dan cabai merupakan salah satu bahan pokok yang memiliki permintaan tinggi. Namun, saat ini, pasokan cabai yang tersedia di pasar sangat terbatas, baik yang berasal dari Lombok maupun Kabupaten Sumbawa. Hal ini membuat harga cabai melambung tinggi.
“Pedagang yang datang dari Lombok atau dari Sumbawa, khususnya dari Kecamatan Alas dan Alas Barat, sangat sedikit. Jumlah cabai yang tersedia memang terbatas, jadi harganya pun melonjak tinggi,” kata Wiwin, yang merasakan dampak langsung dari kelangkaan pasokan ini.
Sementara itu, Haeriah, seorang petani cabai yang berasal dari Kecamatan Alas Barat, Kabupaten Sumbawa, menjelaskan bahwa lonjakan harga ini juga dipengaruhi oleh kondisi pertanian yang buruk. Haeriah mengungkapkan bahwa tanaman cabai miliknya mengalami kerusakan parah akibat penyakit, yang membuat hasil panen sangat sedikit. Bahkan cabai yang sudah matang dan berwarna merah pun tidak bisa dijual karena sudah rusak.
“Benar, cabai di petani sangat mahal. Karena jumlah yang ditanam sedikit dan banyak yang terkena penyakit, jadi hanya sebagian kecil saja yang layak dijual. Cabai yang sudah merah langsung kena penyakit hitam dan tidak bisa dijual. Jadi yang saya panen hanya cabai yang hijau saja, dan harganya pun cukup tinggi. Pembeli masih berani membeli cabai hijau dengan harga 100 ribu per kilogram. Sedangkan cabai merah, harganya tembus sampai 200 ribu rupiah per kilogram ditingkat petani,” terang Haeriah.
Kondisi ini tentu saja membuat para konsumen merasa terbebani dengan harga cabai yang semakin melonjak. Di sisi lain, para pedagang dan petani juga merasa kesulitan, baik dalam memperoleh pasokan cabai maupun dalam menjaga keberlangsungan usaha mereka. Dalam situasi ini, semua pihak berharap agar harga cabai bisa segera stabil kembali, sehingga tidak memberatkan masyarakat yang sangat bergantung pada komoditas ini.
Kenaikan harga cabai ini juga mencerminkan ketidakstabilan yang sering terjadi dalam sektor pertanian, di mana faktor cuaca, serangan penyakit tanaman, serta terbatasnya pasokan sangat mempengaruhi harga jual di pasar. Sebagai bahan pokok yang digunakan dalam berbagai masakan, cabai memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, stabilitas harga cabai sangat diharapkan untuk menjaga daya beli masyarakat dan keberlanjutan usaha pertanian.






