AMMAN Terapkan Budidaya Maggot di Desa Sekongkang Atas

oleh -446 Dilihat

Sumbawa Barat, Samawarea.com (9/7/2024)

Salah satu perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) meluncurkan program inovatif Pengolahan Limbah Organik dengan Metode Budidaya Maggot Black Soldier Fly (BSF) di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang. Program ini dirancang untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga sekaligus menciptakan sumber ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Aji Suryanto, Senior Manager Social Impact AMMAN mengungkapkan bahwa budidaya maggot dipilih sebagai salah satu solusi pengelolaan sampah organik. Program ini dimulai sebagai pilot project di Desa Sekongkang Atas dan diharapkan dapat berkembang ke daerah-daerah lain di sekitar lingkar tambang.

“Kami telah menyebarkan 100 wadah khusus untuk sampah organik ke masyarakat. Setiap dua kali seminggu, petugas mengangkut sampah tersebut ke tempat budidaya maggot. Dalam sebulan, kami mampu mengumpulkan sekitar 4 ton sampah organik yang dapat menghasilkan 1,3 ton maggot hidup. Maggot hidup ini dihargai Rp7.000 per kilogram, sehingga dari maggot hidup saja dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp9.100.000 per bulan. Kami juga mendampingi pengelola agar dapat menghasilkan produk turunan lain, seperti pakan ternak dan pupuk,” jelas Aji.

Baca Juga  Kementerian PDTT dan Australia Kembangkan Aplikasi Ruang Desa di NTB

Tidak hanya menghasilkan maggot hidup, sampah organik yang dikelola ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi ibu rumah tangga yang berpartisipasi. Setiap 20 kilogram sampah organik yang dikumpulkan akan mendapatkan satu poin, yang setara dengan Rp5.000. Setelah terkumpul, poin-poin ini dapat ditukarkan menjadi sembako, sehingga menambah semangat masyarakat untuk memilah sampah mereka.

Aji menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya perusahaan membantu program Pemerintah Daerah dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah yang masih menjadi isu dan tantangan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB).

Menurut data yang di dapat dari Dinas Lingkungan Hidup KSB, setiap hari, KSB menghasilkan 60 ton sampah, sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya mampu menampung 30 ton. Oleh karena itu, budidaya maggot menjadi salah satu solusi untuk mengurangi sampah yang harus ditampung TPA, karena khususnya sampah organik dapat dikelola langsung oleh masyarakat.

Arif Magot, sebagai perwakilan dari Duta Maggot yang menjadi mitra pelaksana program, menjelaskan bahwa budidaya maggot menggunakan lalat BSF, sehingga aman dan tidak berbahaya bagi lingkungan. “Setiap 5 kilogram sampah organik dapat menghasilkan 1 kilogram maggot. Maggot hidup dijual seharga Rp7.000 per kilogram, sementara yang kering dihargai Rp35.000 per kilogram. Dalam satu bulan, kami bisa panen hingga tiga kali dengan siklus 10 hari sekali,” jelas Arif.

Baca Juga  Pemanfaatan Limbah Ternak Sebagai Pupuk Padat yang Ramah Lingkungan di Kandang Ternak Sapi Al- Kahfi Sumbawa

Program ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Kepala Desa Sekongkang Atas, Jayadi SH, MH, yang mendukung penuh upaya AMMAN.

“Budidaya maggot ini sangat penting karena membantu mengurangi masalah sampah dan sejalan dengan program desa yang bersih, aman, dan nyaman. Kami siap menganggarkan dana untuk keberlanjutan program ini,” ujarnya.

Masyarakat Desa Sekongkang Atas juga memberikan tanggapan positif. Ibu Rimba mengungkapkan, “Saya kira program ini akan bau, tetapi ternyata tidak. Sekarang saya sudah terbiasa memilah sampah, dan sangat senang karena ada reward-nya.” Hal yang sama diungkapkan oleh Ibu Asiah dan Sabalan, yang merasa program ini sangat membantu menjaga kebersihan lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi tambahan.

Dengan keberhasilan program budidaya maggot di Desa Sekongkang Atas, AMMAN berharap inisiatif ini dapat menjadi praktik baik dan dapat di replikasi di daerah lain dalam mengatasi masalah sampah organik dan menciptakan sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

rokok pilkada NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *