SUMBAWA BESAR, samawarea.com (31 Maret 2024) – Mengantisipasi krisis pangan global akibat pengaruh perubahan iklim El-Nino yang terjadi beberapa bulan ini memberi efek yang sangat kuat, sehingga di seluruh daerah mengalami kekurangan pangan yang berdampak pada naiknya harga yang signifikan pada komoditi pangan (beras) secara nasional.
Kementerian Pertanian pada Rapim A sebelumnya memberikan arahan agar segera melakukan penanam padi pada musim tanam tahun ini secara serentak. Karena itu dilaksanakan rapat koordinasi lanjutan pada Kamis (29/3) lalu. Rakor Percepatan Pelaksanaan Kegiatan Pompanisasi yang digelar Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB bersama Balai Besar Pengujian Instrumen Sumber Daya Lahan Pertanian Kementerian Pertanian ini dihadiri Komandan Resor Militer/162 Wira Bhakti Nusa Tenggara Barat beserta Komandan Distrik di masing-masing kabupaten/kota se-NTB dan perwakilan dinas pertanian kabupaten/kota yang berlangsung secara hybrid. Rapat yang dipimpin langsung Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB ini bertujuan untuk mendorong terlaksananya program percepatan tanam padi pada tahun ini.
Kepala BBPSI SDLP yang juga selaku Pj Darurat Pangan untuk Provinsi NTB menyampaikan bahwa percepatan pelaksanaan kegiatan pompanisasi untuk mengatasi darurat pangan skala nasional. Selain itu ditekankan juga dalam percepatan pompanisasi untuk mengairi persawahan khususnya pada wilayah pertanian tadah hujan akan dilakukan dalam jangka waktu dekat ini agar bisa mengantisipasi kekeringan yang mungkin terjadi. “Perlu menjadi perhatian bersama bahwa ada beberapa kegiatan dalam program pompanisasi ini yaitu yang pertama pengadaan pompa air dan kedua adalah irigasi perpompaan.
Di sini juga diinformasikan bahwa akan adanya verifikasi dan evaluasi serta monitoring pada setiap kabupaten/kota yang telah mengusulkan CPCL maupun pada saat berjalannya program tersebut, sehingga dimana monitoring sangat penting karena akan melakukan koordinasi dengan berbagai wilayah agar dapat saling terorganisir secara sistematis dan bisa berkelanjutan,” harapnya.
Sementara Kadis Pertanian NTB, Taufik Hidayat MT menyebutkan dari hasil survey di lapangan dan mengidentifikasi program yang sama selama 5 tahun terakhir, ditemukan ada beberapa kerusakan yang terjadi pada pompa air bantuan Kementerian Pertanian. Karena itu untuk kegiatan pompanisasi kali ini harus dimonitoring dan dievaluasi untuk dapat mengatasi persoalan yang terjadi sebelumnya.
Dengan akan berlangsungnya kegiatan pompanisasi ini, diharapkan akan bermanfaat untuk petani terutama petani dengan lahan tadah hujan. Kegiatan pompanisasi tidak hanya melakukan perpompaan air melainkan kedepan diharapkan adanya program lanjutan berupa pembuatan bak/tandon/embung atau sejenisnya sebagai penampung air yang kelebihan pada pompa. Selanjutnya hasil penampungan yang disediakan dalam skala tertentu bisa digunakan oleh petani pada kegiatan tanaman sehingga petani akan lebih mudah dalam mendapatkan air untuk mengairi persawahan mereka.
“Jadi untuk pompanisasi ini sangat ditekankan untuk mampu berjalan dengan baik serta berkelanjutan. Dengan sudah berjalannya kegiatan ini semua daerah yang ada di NTB segera menanam padi. Selain itu juga pompanisasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman pangan sehingga ketahanan pangan dapat terpenuhi atau bahan pokok khususnya beras akan lebih banyak sehingga tidak ada lagi yang mengeluh terkait dengan harga-harga bahan pokok,” pungkasnya. (SR)