Setelah Pengering Rengginang, PKM-PI UTS Hasilkan Mesin Pengering Kerupuk Otomatis

oleh -431 Dilihat
penyerahan bantuan mesin pengering kerupuk kepada Ibu Patia, pengusaha kerupuk di Olat Rarang, Desa Labuan Sumbawa

SUMBAWA BESAR, samawarea.com (10 September 2022)–Setelah menghasilkan alat pengering rengginang otomatis sistem Arduino ATmega328 Berbasis Internet of Things (IoT), kini Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)—PI Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) menciptakan alat serupa. Kali ini mesin pengering kerupuk otomatis. Sistemnya sama yakni Arduino ATMEGA328, namun menggunakan gas LPG.

Tim PKM-PI UTS ini beranggotakan 4 mahasiswa yaitu Amriadi Prodi Teknik Mesin (Ketua tim), Irfan Maulana (Teknik Mesin), Arjuna Satriawansyah (Prodi Teknik Elektro), dan Fitra Ridandy (Prodi Teknik Mesin), di bawah bimbingan dosen Mietra Anggara, S.T., M.T.

Mesin yang dibuat tim telah dinyatakan lolos pada program pendanaan PKM oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Mesin pengering menggunakan gas LPG sebagai sumber panas tersebut dapat mengefesiensikan waktu pengeringan.

Mesin pengering ini diharapkan bisa memberikan solusi yang akurat dalam mengembangkan usaha kerupuk khususnya di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Sebab didesain ramah lingkungan, biaya pembuatan yang terjangkau, dan pengoperasiannya sangat mudah.

Belum lama ini, Tim PKM-PI UTS didampingi dosennya, Mietra Anggara, S.T., M.T, menyerahkan mesin pengering otomatis ciptaannya, kepada Ibu Patia–Pengusaha Kerupuk di Kelurahan Olat Rarang Kabupaten Sumbawa.

Ibu Patia mengaku sudah memulai usaha kerupuknya sejak tahun 2018 sampai sekarang. Dalam proses pengembangan usahanya, Ia memproduksi kerupuk sebanyak 10kg (satu kali produksi). Namun Ia masih mendapatkan beberapa kendala teknis saat pengeringan kerupuk baik itu dari segi cuaca, debu dan maupun faktor eksternal lainnya.

Dalam proses pengeringan sebelum menggunakan alat pengering temuan tim UTS, dia memerlukan sewa jasa pengeringan yang mengeluarkan biaya cukup besar. Karena itu keuntungan yang didapatkannya sangat tipis. Dengan keberadaan alat pengering ciptaan UTS, sangat terbantu dalam proses produksi.

“Biasanya kami memproduksi 10 Kg per hari bisa meningkat 2-3 kali lipat. Selain itu sebelumnya mengeringkan membutuhkan waktu 1-2 hari, kini mengugnakan mesin ini hanya 2 sampai 3 jam,” bebernya, seraya menyampaikan terima kasih kepada Tim PKM-PI UTS yang telah membantunya meningkatkan produktivitas usaha industri rumahan.

Dosen Pembimbing, Mietra Anggara berharap, target mesin pengering kerupuk otomatis ini dapat bekerja dengan efektivitas tinggi guna meningkatkan stabilitas usaha kerupuk. Alat pengering kerupuk ini ungkapnya, bisa memonitoring suhu panas dalam ruang pengering kerupuk, memberi jarak waktu pengeringan dan kapasitas rak mesin bisa mencapai 10 kg adonan kerupuk yang akan di keringkan.

“Semoga mesin pengering ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat baik dari sektor pendidikan juga ekonomi. Ini adalah langkah awal untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha kerupuk, inovasi ini dapat memperkenalkan suatu alat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait perkembangan teknologi baru dan terbarukan dan juga sebagai lini sektor pengembangan inovasi mahasiswa selanjutnya,” pungkas Mietra.

Rektor UTS Chairul Hudaya, Ph.D mengatakan, bahwa satu lagi hasil pemikiran mahasiswa dan dosen yang tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ia berharap bukan hanya Ibu Patia yang dapat memanfaatkan teknologi tersebut, melainkan banyak lagi pengusaha kerupuk lainnya.

“Mari kita terus memberikan yang terbaik, dan memberikan ilmu terbaik bagi mahasiswa-mahasiswa kita, membantu mereka bertumbuh menjadi versi terbaik mereka, agar semakin banyak solusi ala UTS yang dihasilkan,” tandasnya. (SR)