Maju di Pilkada, Husni Djibril Tegaskan Pasangannya Doktor Ikhsan

oleh -79 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (26/2/2020)

“Jika Ibu Megawati Soekarnoputri memerintahkan saya untuk maju di Pilkada Sumbawa, biar pun ada Harimau Besar di depan akan saya tabrak. Demikian ketika diminta tidak maju, saya juga siap meski ada 100 partai yang mendukung saya. Ini artinya, yang bisa mengendalikan saya hanya Ibu Megawati seorang,” tegas Bupati Sumbawa, HM Husni Djibril B.Sc, saat diminta tanggapannya terkait pencalonannya di Pilkada Sumbawa 2020, Rabu (26/2/2020).

Mengenai siapa pasangannya, Bupati yang akrab disapa Haji Husni ini juga secara tegas menyebutkan nama Dr. H. Muhammad Ikhsan M.Pd yang kini masih menjabat sebagai Asisten I Sekda Sumbawa. Tawaran kepada mantan Kadis Diknas Sumbawa tersebut untuk berpasangan dengannya ungkap Haji Husni, bukan kali ini saja, tapi sudah lama dan berkali-kali termasuk ketika pencalonan Drs. H. Jamaluddin Malik berpasangan dengan HM Jabir SH pada periode pertama. Namun saat itu Haji Ikhsan belum bersedia karena masih focus di birokrasi dan melanjutkan study doktoralnya. Dipilihnya Haji Ikhsan ini, kata Bupati, karena dirinya dari sejak menjabat sebagai anggota DPRD Sumbawa selama beberapa periode, sangat paham dan mengetahui secara pasti rekam jejak birokrat tersebut.

Baca Juga  Bupati Harap Pasar Karang Dima Gunakan Konsep RTH

Menjelang Pilkada Sumbawa 2020, tawaran terhadap Haji Ikhsan untuk berpasangan dengannya, kata Bupati, kembali dilontarkan. Tapi kali ini tawaran itu bukan dari dirinya melainkan Ketua DPD PDIP NTB, H. Rachmat Hidayat. Saat itu cerita Bupati, ia bersama Dr. HM. Ikhsan, Direktur RSUD Sumbawa, dr. Dede Hasan Basri dan beberapa pejabat lainnya untuk meminta bantuan anggaran pembangunan RSUD Sumbawa ke pusat. “Haji Ikhsan langsung ditawari dan diminta kesediaannya untuk mendampingi saya,” ujar Bupati yang akrab disapa Haji Husni seraya memperlihatkan foto dirinya bersama Haji Ikhsan dan Ketua DPD PDIP NTB.

Bukan hanya itu, Ketua Umum DPP PDIP juga mengisyaratkan tawaran tersebut ke Haji Ikhsan. “Bahkan ketika ditanya Ketua Umum DPP terkait kesediaan Haji Ikhsan menjadi kader PDI Perjuangan, saya menyatakan itu tergantung saya. Sebab beliau (Haji Ikhsan) ini adalah birokrat murni pasti tidak punya partai. Apalagi kader PDIP tidak ada yang berani maju sampai hari ini. Saya sudah tua dan ingin berhenti tapi tetap saya dipaksa untuk maju. Ketika menang nanti, maka yang melanjutkan kepemimpinan setelah saya ini adalah Haji Ikhsan yang nantinya sudah menjadi kader PDIP,” kata Bupati mengutip pernyataannya saat bertemu dengan Megawati dan pengurus DPP lainnya.

Baca Juga  Bangun NTB, Gubernur Minta HMI Berwawasan Global

Tapi di luar dugaan ada perintah lain dari DPD PDIP, yang ingin menggandengkan dirinya dengan orang selain Haji Ikhsan. Tentu dirinya menolak karena tidak berkenan di hati. Bupati meyakini berpasangan dengan Haji Ikhsan berpeluang besar untuk menang. Karena sikapnya inilah yang memunculkan konspirasi untuk menjatuhkannya, serta memunculkan peristiwa-peristiwa yang mendiskreditkannya. “Saya tidak gubris siapapun dia, dan saya tidak rela partai saya ini diberikan kepada orang lain yang muncul tiba-tiba. Yang saya patuhi adalah perintah Ketua Umum Ibu Megawati,” tandasnya. (JEN/SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *