Sambirang: Sangat Menginspirasi
SUMBAWA BESAR, SR (13/7/2019)
Karen Zahra, mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) jurusan Metalurgi 2018, berhasil memasarkan karya seninya di pasar internasional. Dari keberhasilannya, putri asal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tersebut menuai dolar. Berawal dari menggambar dengan pensil, lalu touchpad (mouse), dan terkadang dengan handphone. Karen telah berhasil menghasilkan 50 hingga 100 dolar per kepala. Jenis gambar yang digarapnya sesuai dengan permintaan klien, yang biasanya gambar tersebut akan digunakan sebagai ilustrasi novel, buku, karakter game online, dan lainnya. Dirinya termotivasi untuk menjual karya gambarnya ke pasar international, untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Sebab menurutnya, orang luar lebih menghargai keahlian dan karya dengan harga yang tinggi. Selain itu, dirinya juga ingin membantu meringankan beban keuangan keluarganya. Biasanya, karya gambarnya akan rampung hingga 3 hari per karakter, inipun karena ia menggambar di sela-sela kesibukannya kuliah.
Awalnya Karen menjual karyanya ke pasar international secara online. Ini setelah melihat seorang temannya sesama illustrator anime menjual gambar melalui online dan berhasil terjual dalam bentuk dollar. Ia pun tertarik untuk menjual juga hasil karyanya ke pasar internasional secara online. Perlahan tapi pasti, klien luar negeri dan domestik memesan gambar kepada Karen. Di usianya yang masih terhitung belia ini, Karen bisa menikmati penghasilan dari menggambar hingga Rp 2 juta lebih per bulan. Harapannya ia ingin fokus untuk menjadi illustrator anime agar gambarnya semakin matang dan hasilnya pun akan lebih besar.
Dalam presentasinya di Kuliah Umum mahasiswa Pascasarjana UTS “Manajemen Rantai Pasok, dari Sumbawa untuk Dunia”, Jumat (12/7) kemarin, selain kisah suksesnya, Karen menceritakan aktivitas lainnya seperti tergabungnya dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bahasa Jepang UTS. Mahasiswi alumni SMPN 3 dan SMAN 1 Taliwang, Sumbawa Barat ini telah menekuni keahliannya ini sejak berada di bangku Taman Kanak-kanak. Pasalnya, mengambil jurusan Metalurgi UTS karena sejak kecil ia bercita-cita ingin menjadi ahli pertambangan.
Sambirang Ahmadi S.Ag M.Si—Calon Terpilih Anggota DPRD Provinsi NTB menilai Karen sangat menginspirasi. Meski kuliah di Teknik Metalurgi, namun talentanya justru didesain kartun. Dengan kreatifitasnya mendesain kartun ala Jepang di HP/smartphonenya, Karen menjadi pemasok gambar kartun ke Amerika. Karen menurut Sambirang—akrab Kepala SIT Samawa Cendekia ini, adalah contoh generasi kreatif. Karen pandai beradaptasi dengan selera revolusi industri 4.0. Dia mampu memanfaatkan produk teknologi yang sekarang disebut sebagai kecerdasan buatan atau artificial intelegent (AI) dengan baik dan bijak. Dengan mengoptimalkan fungsi fitur-fitur di HP-nya, Karen kini menjadi komunitas industri kreatif dunia untuk gambar kartun. Fitur-fitur tersebut salah satu contoh produk AI.
Saat ini dan seterusnya ke depan, tak dapat dihindari berinteraksi dengan AI. Pertumbuhan AI hampir sama dengn populasi. Setiap manusia yang lahir hampir pasti diikuti oleh teknologi baru. Dua hal yang sangat mempengaruhi peradaban dunia saat ini adalah revolusi infotech dan biotech. Kedua bidang ini sudah sangat menyatu. Kini tugas sebagai guru atau orang tua, ungkap Sambirang, memperkenalkan dan mengajak generasi saat ini untuk bersahabat dengan teknologi baik yang berhubungan dengan informasi maupun biologi. Banyak pekerjaan manusia yang akan diambil alih oleh AI, robot atau machine learning. Sudah terasa sekarang banyak pengangguran karena tenaga manusia tak banyak diperlukan lagi. “Kemajuan tidak hanya membutuhkan kerjasama antar sesama manusia, tapi justru yang akan menentukan adalah kerjasama apik antara manusia dengan AI. Karen Zahra adalah prototype generasi yang bisa bekerjasama dengan AI,” pungkasnya. (SR)
