Pranata Adat di Sumbawa Jadi Model Penyelesaian Konflik Sosial

oleh -221 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (31/3/2019)

Sekjen Kemendesa PDTT, Anwar Sanusi P.hD mengatakan bahwa Festival Budaya untuk Perdamaian yang digelar Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan adat istiadat dan budaya dalam menjaga pembangunan perdamaian dan kebhinnekaan Indonesia.

Pranata adat itu manifestasinya bermacam-macam. Contohnya, kekuatan adat yang mencerminkan adanya satu sistem atau symbol, dimana apabila ada perselisihan, masyarakat bisa menyelesaikan dengan adat dan budaya. Apabila terjadi konflik, mereka bisa mengelola konflik tersebut dan dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua-belah pihak. “Kami sangat yakin pranata adat mempunyai ikatan sosial yang bisa menyelesaikan konflik sosial. Hakikat dari undang-undang desa adalah kita mengakui, merekognisi kekuatan-kekuatan yang sudah eksis di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi semacam kekuatan sosial di masyarakat,” kata Anwar Sanusi yang ditemui media ini usai membuka secara resmi Festival Budaya Untuk Perdamaian di Desa Dete, Kecamatan Lape, Kabupaten  Sumbawa, Propinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (30/3).

Baca Juga  Masuk NTB Harus Kantongi Hasil Uji Rapid Tes Antigen

Ditambahkan Aisyah Gamawati, Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kemendesa PDTT, bahwa Festival Budaya Perdamaian tahun 2019 ini melibatkan unsur-unsur Kemendesa PDTT, kementerian/lembaga lain, pemerintah daerah, pemerintah desa, dan organisasi atau kelompok masyarakat yang bertujuan untuk penguatan pranata adat pada lingkup daerah. “Sumbawa menjadi salah satu daerah dari 24 daerah di Indonesia yang menjadi sasaran festival ini. Walaupun daerah ini terdiri dari berbagai suku, namun tidak ada konflik, karena masyarakat Sumbawa memiliki pranata adat. Pranata adat inilah yang akan kami dorong menjadi lembaga adat yang mampu menjadi arena tempat untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terkait dengan masyarakat di tingkat bawah,” kata Aisyah Gamawati.

Baca Juga  Teman Semasa Kuliah Kenang Presiden Jokowi sebagai Sosok Pemersatu

Bahkan pranata adat di Sumbawa ini akan dijadikan model bagi Kemendesa PDTT untuk menyampaikan kepada public bahwa keberagaman adat yang dimiliki daerah merupakan kekuatan luar biasa dalam membangun perdamaian dan kohesi sosial masyarakat lokal setempat sekaligus sebagai fundamen utuhnya integrasi bangsa. “Kemendesa PDTT melalui Ditjen PDTu akan terus berupaya melakukan pembinaan pranata adat di daerah lokasi sasaran secara berkelanjutan,” tandasnya. (SR)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *