SUMBAWA BESAR, SR (23/3/2019)
Manager PLN Area Sumbawa, Hamzah Hasanuddin menyampaikan permohonan maaf atas kerap terjadinya pemadaman listrik belakangan ini. Kondisi tersebut sesungguhnya tidak diinginkan semua pihak baik masyarakat selaku konsumen, pemerintah daerah, maupun PLN sendiri. Justru jajaran PLN memiliki semangat yang tinggi bagaimana mewujudkan sistem kelistrikan di Sumbawa menjadi handal. “Perkembangan sistem kelistrikan di daerah ini sudah sangat besar dan pertumbuhan kebutuhan listrik bagi masyarakat juga cukup pesat. Kalau kita tetap bertahan dengan kondisi listrik saat ini, kita khawatir kebutuhan ini tidak diimbangi dengan daya yang tersedia. Di PLN sudah memiliki program bagaimana setiap daerah harus segera dibangun infrastrukturnya untuk mencegah ini semua, karena listrik harus tetap menyala. Untuk itu dibangunlah PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) di Kecamatan Badas,” ungkap Hamzah didampingi Ardy Tartahadi Manajer Unit Pelaksana Pembangkitan Tambora, Darwin Manajer Bagian Proyek PLTMG Sumbawa UPP Kitring Sumbawa, Musawan Manager Bagian Perencanaan dan Firmansyah Manager Bagian Jaringan saat jumpa persnya di ruang kerjanya, Sabtu (23/3/2019).
Lanjut Hamzah, terjadinya pemadaman listrik secara bertubi-tubi ini karena PLN memasuki masa transisi dengan mulai dilakukannya ujicoba tiga mesin buatan Jerman di PLTMG Badas. Tiga mesin itu masing-masing berkapasitas 17,7 MW atau total sekitar 54 MW. Secara mekanisme, setiap pembangkit yang akan masuk dan siap digunakan PLN harus melalui tahap pengujian (ujicoba). Sebenarnya dalam tahap pengujian ini, pihaknya berharap berjalan baik dan aman, tanpa terjadi pemadaman. Ternyata perkiraan ini meleset, karena justru ujicoba ini menjadi penyebab terjadi pemadaman listrik yang dikeluhkan para konsumen. “Jika masa ujicoba ini belum tuntas dan kondisinya masih seperti ini, kami dari PLN belum bersedia untuk mengambil alih atau memanfaatkan mesin buatan Jerman itu,” tukas Hamzah.
Ke depan pihaknya akan terus melakukan evaluasi. Sistem listrik di Sumbawa dengan keberadan PLTMG harus benar-benar handal. Namun yang perlu dicatat ungkap Hamzah, bahwa pemadaman yang kerap terjadi belakangan ini bukan karena Sumbawa mengalami defisit atau krisis listrik. Melainkan pola tekhnis pengoperasian mesin di PLTMG Badas yang harus dimatching-kan dengan pola pengoperasian mesin-mesin PLN yang sudah ada. “Untuk matching inilah dilakukan ujicoba karena seperti itulah skenario dan regulasinya. Kalau sudah pas dan klop serta bisa dioperasikan, barulah diambil alih PLN,” imbuhnya.
Hal yang sama diungkapkan Darwin–Manajer Bagian Proyek PLTMG Sumbawa UPP Kitring Sumbawa. Pemadaman yang terjadi menurutnya, karena persoalan teknis sebagai akibat dari ujicoba mesin PLTMG. Mesin PLTMG yang didatangkan dari Jerman dinilai handal dan telah melalui pengecekan yang sangat jeli. Tiga mesin ini sudah diujicoba dan terbukti handal. Namun ketika mesin Jerman ini disatukan dengan mesin lama (sistem Sumbawa), terjadi pemadaman listrik. “Inilah yang masih kami cari cara bagaimana mengklopkan mesin buatan Jerman itu dengan mesin lama milik PLN tanpa terjadi pemadaman. Sebab kalau mesin lama, pengoperasiannya masih menggunakan cara konvensional (pakai tangan), tapi mesin Jerman ini tinggal kita ketik di komputer lalu enter langsung bisa beroperasi,” jelasnya.
Untuk itu Ia berharap masyarakat bersabar dan memahami kondisi tersebut. Pihaknya terus berusaha sistem listrik Sumbawa yang handal. Karenanya pihaknya sangat membutuhkan tiga mesin Jerman itu karena memiliki kapasitas yang cukup besar. Ketika mesin Jerman ini sudah beroperasi maka daya yang dimiliki PLN Sumbawa sekitar 180-an MW. Dengan daya yang sangat besar ini, dipastikan mampu menghandel jangkauan wilayah yang lebih luas lagi. (JEN/SR)