Carlof: Tim Akreditasi RSUD Asy-Syifa Kerja Cepat

oleh -149 Dilihat

KERJASAMA SAMAWAREA DENGAN RSUD ASY-SYIFA SUMBAWA BARAT

SUMBAWA BARAT, SR (04/11/2018)

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy Syifa Sumbawa Barat, dr. Charlof menegaskan bahwa tim akreditasi rumah sakit dari pihak internal RSUD Asy Syifa terus bekerja cepat untuk mengejar adanya peningkatan status rumah sakit, dari status terakreditasi dasar atau bintang satu, menjadi rumah sakit terakreditasi paripurna atau bintang lima. “Kami (Tim Akreditasi, red) telah melakukan beberapakali bimbingan dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Dari bimbingan tersebut, kita menindaklanjuti rekomendasi rekomendasi dari pembimbing kami. Selanjutnya, tim akreditasi dari pihak internal RSUD Asy Syifa telah kita bentuk dan terbagi berdasarkan kelompok kerja sesuai dengan standar yang di syaratkan,” terang dr. Carlof saat diwawancarai di ruang kerjanya, belum lama ini.

Sebelumnya, lanjut dr. Carlof, akreditasi dasar yang berlaku selama tiga tahun terus dipantau oleh tim survey verifikasi. Survei verifikasi dilakukan untuk memantau apakah pelaksanaan akreditasi dengan status ditetapkan telah berjalan, dan apakah ada peningkatan. “Setiap tahun selalu diverifikasi. Untuk tahun 2019 turun surveyor akreditasi lagi untuk melakukan penilaian, target kami kali ini terakreditasi paripurna. Dari assessment awal, RSUD Asy Syifa bisa terakteditasi paripurna di tahun 2019, tapi butuh tekad dan kerja keras,” ucapnya.

Carlof mengaku, pihaknya terus bekerja cepat untuk mencapai target peningkatan status Rumah Sakit. Hal tersebut dilakukan mengingat ekspektasi masyarakat sebagai penerima pelayanan di rumah sakit terus meningkat dari hari ke hari. “Kita harus kejar cepat, karena masyarakat ini butuh kepastian dalam pelayanan dan tidak bisa dipungkiri bahwa keinginan masyarakat terus meningkat. Saya sering sampaikan ke rekan rekan karyawan di rumah sakit bahwa pelayanan yang diberikan ke pasien batasannya setinggi langit. Karena selalu ada ada saja ekspektasi masyarakat atas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Contohnya dulu tidak ada pelayanan spesialis, setelah ada beberapa spesialis kita buka, ada lagi spesialis yang ingin ditambah,” pungkasnya. (HEN/SR)