Festival Raja Kepe II Upaya Lestarikan Kekayaan Tradisi Samawa

oleh -398 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (13/10/2018)

Kekayaan budaya Sumbawa sangat beragam. Setelah Kecamatan Maronge menggelar Festival Budaya Rantok 1001 Deneng, kini Kecamatan Empang menyelenggarakan Festival Budaya Raja Kepe, kemarin. Kegiatan yang dibuka secara resmi Bupati Sumbawa ini dihadiri mantan Bupati Sumbawa dua periode Drs. H. Jamaluddin Malik, Anggota Forkopimda, Camat Empang, Anggota DPRD, tokoh budaya, tokoh agama, tokoh masyarakat dan Lembaga Adat Tana Samawa (LATS).

Bupati Sumbawa yang diwakili Staf Ahli Bupati, Drs. H. Muhammading M.Si saat membuka festival budaya tersebut di Lapangan Sepakbola Empang, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat di wilayah timur Sumbawa yang setiap tahun menggelar berbagai festival budaya dalam upaya melestarikan kekayaan tradisi. Seperti Festival 1001 Deneng di Maronge, Festival Samawa Malanti Budaya (SAMBA), dan kini Festival Raja Kepe. “Daerah kita begitu kaya akan tradisi dan budaya, ini merupakan karunia Allah SWT yang tak terhingga milainya. Namun derasnya arus globalisasi dapat melunturkan pesona kearifan lokal yang kita miliki jika kita tidak mampu mengelola dan melestarikan kekayaan tradisi ini,” kata Muhammading.

Baca Juga  Alika, Siswi SDN Sering Peraih Nilai UN Tertinggi

Pelaksanaan Festival Raja Kepe ini, dipandang sebagai ikhtiar bersama dalam rangka membina dan melestarikan budaya daerah khususnya di Kecamatan Empang. Sebab festival ini dapat menjadi sarana komunikasi yang strategis maupun media dalam melestarikan budaya. “Kita menyadari betapa pentingnya memperkokoh identitas kita sebagai Tau Samawa. Kita sadar bahwa krisis identitas akan menyebabkan sebagian besar generasi muda mengekor kepada budaya asing, yang menyebabkan kita kehilangan martabat dan kharisma sebagai masyarakat yang beradab. Dan perlu mengingat kembali kultur budaya tau Samawa sangat kental dengan dengan Nolai-nilai ke-Islam-an yaitu “adat barenti ko sara’ sara’ barenti ko kitabullah”. Dimana nilai-nilai luhur yang tersirat di dalamnya menjadi pedoman dalam tatanan kehidupan sosial kemasyarakatan bagi masyarakat Sumbawa,” jelasnya.

Selaku pimpinan daerah, ia mengajak agar melalui festival ini mampu bersama-sama memelihara dan mempertahankn kembali beragam kekayaan budaya ini sehingga generasi muda Sumbawa mengenal dengan baik budaya daerahnya sendiri.

Baca Juga  Dubes Indonesia untuk Korsel: Tak Ada Mahasiswa NTB yang Telantar

Sementara putera Empang yang juga mantan Bupati Sumbawa dua periode, Drs. H Jamaluddin Malik berharap Festival Raja Kepe bisa menjadi wadah religius yang mampu menjaga jati diri Tau Samawa. “Sasaran dari festival ini bagaimana masyarakat Empang dan Sumbawa umumnya menjadi masyarakat yang religious,” ungkap JM—sapaan tokohn yang kini mencalonkan diri sebagai Calon Anggota DPR RI melalui Partai Hanura Daerah Pemilihan NTB 1.

JM menerangkan bahwa Raja Kepe itu merupakan julukan bukan gelar. Raja Kepe adalah orang yang sakti, berilmu dan agamais. Karena itu dengan ketokohan Raja Kepe ini generasi ke depan menjadi orang-orasng pembelajar dan terus menerus belajar agar menjadi generasi berilmu yang berkualitas tinggi. Karena agama tanpa ilmu akan pincang, demikian agama tanpa ilmu akan buta. “Inilah salah satu upaya yang ingin kita capai, menjadikan masyarakat Sumbawa yang beriman, bertaqwa, berkarakter, berbudaya dan religius,” demikian JM. (BUR/SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *