Tidak Ada Kiriman Dokter Spesialis ke Puskesmas Alas, Pasien Harus Dirujuk

oleh -95 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (20/08/2018)

Sejak gempa 7,0 SR mengguncang Kabupaten Sumbawa Minggu (19/8) tadi malam, sudah lebih dari 100 orang korban luka-luka dirawat di Puskesmas Alas. Beberapa di antaranya mengalami patah tulang. Karena itu para korban harus mendapat penanganan medis secara intensif. Namun penanganan tidak bisa maksimal karena sumber daya yang terbatas. Perawat yang minim tidak sebanding dengan jumlah pasien yang cukup banyak. Selain itu Puskesmas Alas tidak memiliki dokter spesialis tulang (ortopedi) maupun spesialis bedah. Karena itu salah satu keluarga pasien meminta pemerintah daerah dapat mendatangkan dokter spesialis tersebut di Puskesmas Alas sehingga pasien bisa tertangani dengan baik.

Dikonfirmasi hal itu, Senin (20/8), Direktur RSUD Sumbawa, dr. Dede Hasan Basri menyampaikan permohonan maaf belum bisa memenuhi keinginan tersebut. Dokter Spesialis Bedah dan Spesialis Ortopedi yang ada sangat terbatas dan harus standby menangani pasien di Kota Sumbawa. Untuk itu ia berharap agar pasien patah tulang dan lainnya dapat dirujuk ke RSUD Sumbawa. “Jika tidak bisa ditangani di puskesmas harus dirujuk ke RSUD,” kata dr. Dede.

Untuk penanganan operasi, ungkap dr. Dede, dipusatkan di RSUD meski saat ini semua pasien telah diungsikan ke tenda darurat yang berlokasi di Halaman Kantor Bupati Sumbawa sejak Minggu (19/8) malam. Kendati demikian tidak mengurangi kualitas pelayanan. Terlebih lagi peralatan dan fasilitas pendukung operasi sudah siap. “Hari ini saja ada 4 pasien yang akan dioperasi, sebagian besar pasien Obgyn (kandungan),” ujarnya.

Ada juga pasien patah tulang yang siap dioperasi. Dan dokter spesialis bedah dan ortopedi selalu standby mengingat kondisi saat ini yang terbilang rawan dan tidak diketahui kapan dan dimana bencana gempa bumi akan terjadi. “Intinya kita tetap di Kota Sumbawa, untuk memudahkan pasien dari berbagai arah datang ke kami guna mendapat penanganan medis. Ketika kami diarahkan ke Alas, maka respon menjadi lambat ketika terjadi bencana serupa di kecamatan lain. Tapi kita doakan semoga bencana tidak terjadi lagi,” pungkasnya. (JEN/SR)