KKN UTS Jadikan Desa Simu Sentra Produksi Pengolahan Ikan Mujair

oleh -149 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (22/08/2018)

Ikan Mujair sebagai komoditas andalan Bendungan Tiu Kulit Desa Simu Kecamatan Maronge kini mendapat perhatian dari mahasiswa Universitas Teknologi Sumbawa (UTS). Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema “Bersinergi Mengabdi untuk Desa”, mahasiswa UTS menginisiasi pembentukan 4 kelompok usaha dan pengolahan produk yang fokus pada pembuatan Abon, Kripik, Bakso, dan Kerupuk berbahan dasar ikan Mujair.

Sekretaris Desa (Sekdes) Simu, Ruslan, S.Ag mengungkapkan ikan Mujair sebagai hasil terbesar Bendungan Tiu Kulit saat ini masih belum dioptimalkan. Sebagian besar masyarakat Simu yang berprofesi sebagai nelayan jika ditinjau dari hasil penjualan dan pendapatan masih sangat minim. Untuk itu, mewakili pemerintah desa dan masyarakat, Ia menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa KKN UTS karena sudah menginisiasi terbentuknya kelompok usaha dan pengolahan produk Mujair tersebut.

Diakuinya, selama ini para nelayan hanya menjual hasil tangkapan secara tradisional. Dengan adanya pengolahan produk Ikan Mujair tersebut, diharapkan tidak hanya menjadi solusi untuk meningkatkan pendapatan nelayan, tetapi juga dapat menciptakan produk unggulan yang nantinya menjadi identitas desa. Terlebih, kelompok itu juga mendapat tanggapan positif dari BUMDes yang sudah menyatakan dukungannya dengan pemberian modal usaha November nanti. Hal ini terungkap dalam Sosialisasi Program KKN Kelompok 27 yang berlangsung, Senin (20/8) di Kantor Desa Simu. “Jadi ibu-bapak ada pengolahan untuk hasil bendungan, karena bendungan ini yang banyak adalah Mujair, untuk pengolahan sudah disosialisasi oleh teman-teman KKN jadi Abon, Keripik, Cilok, dan Kerupuk. Harapan kami ini tetap berlanjut dan BUMDes siap dukung. Jadi kami minta ada nilai tambah dan desa punya produk unggulan dari bendungan,” tegasnya.

Baca Juga  Hasil Pemeriksaan Tim Gabungan, Material PTNNT Sesuai Manifest

Fitriah Permata Cita ME selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Simu saat ditemui menyebutkan ada 46 orang anggota kelompok yang akan melakukan pengolahan produk Ikan Mujair tersebut. Sebagian besar merupakan pasutri yang bermata pencarian sebagai nelayan dan disiapkan menjadi SDM yang memprakarsai Desa Simu sebagai sentra produksi pengolahan ikan Mujair ke depannya. “Desa Simu akan menjadi sentra produksi pengolahan Ikan Mujair dan urusan penjualan akan dihandle oleh peserta KKN. Kami jamin barang laku selama sisa dua minggu ke depan sesuai batas waktu KKN. Setelah itu kami tetap membantu pemasaran melalui media sosial. Untuk jangka panjang, kelompok usaha ini kami minta dibantu oleh BUMDes,” ungkap gadis kelahiran Moyo itu.

Baca Juga  Mentan Gelontorkan Ratusan Milyar untuk Petani Peternak se Pulau Sumbawa

PC—akrab dosen cantik ini disapa menambahkan dengan analisa usaha 3 kilogram ikan Mujair seharga Rp 20 ribu bisa menjadi 4 bungkus Bakso, 4 bungkus Krupuk, dan 3 bungkus Abon. Sedangkan sekilo ikan dengan seharga Rp 10 ribu menjadi 3 bungkus Kripik, ia yakin selain mampu meningkatkan pendapatan nelayan, juga menghidupkan aktivitas ekonomi masyarakat Desa Simu termasuk di sekitar Bendungan Tiu Kulit. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya tidak lepas dari pemerintah desa dan masyarakat, khususnya BUMDes yang siap mendukung keberlanjutan program nantinya. “Saya ingin di pinggir Bendungan Tiu Kulit Simu ada aktivitas ekonomi, itu saja. Contohnya penjualan hasil pengolahan tersebut yang nantinya dilakukan oleh BUMDes. Harapan kami adanya peningkatan pendapatan, kalau pendapatan sudah meningkat, daya beli meningkat kan itu sejahtera. Itu yang jadi tolok ukur kami,” tutupnya. (SR)

 

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *