Survei-survei di Balik Pilgub NTB 2018

oleh -143 Dilihat
Miftah dan Yadi

SUMNBAWA BESAR, SR (30/06/2018)

Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB telah dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2018 lalu. Berdasarkan hasil Quick Count LSI Denny JA dan Hitungan Cepat KPU NTB menunjukkan Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc dan Dr. Hj. Rohmi Djalilah, M.Pd sebagai pemenang kontestasi pilkada NTB 2018 tersebut. Dari pilkada itu terdapat berbagai elemen di dalamnya, dari partai politik, relawan dan simpatisan, media serta lembaga survei. Salah satu yang menarik dibahas adalah hadirnya lembaga survei lokal yang menarik perhatian berbagai kalangan masyarakat, yaitu Olat Maras Institute (OMI). OMI merupakan lembaga survei dan penelitian yang di dalamnya hadir peneliti, dosen, dan praktisi lembaga survei. Aktivitasnya pun bukan semata-mata survei politik, melainkan penelitian dan survei sosial, ekonomi, budaya dan politik.

Timnya pun beberapa dosen dari Universitas Teknologi Sumbawa (UTS), Institut Ilmu Sosial dan Budaya (IISBUD) Samawa Rea, Peneliti dari MY Institute, bahkan di beberapa survei yang berhubung dengan NTB, OMI bekerjasama dengan dosen dari Universitas Mataram. Mereka bekerja secara independen dengan mengutamakan etika peneliti yang jujur dan bertanggung jawab untuk kepentingan masyarakat luas.

Bila menyebut OMI maka akan selalu dikaitkan dengan Miftahul Arzak, S.Ikom.,MA. Miftah adalah otak dari komando berbagai survei Pilgub NTB sejak Bulan Februari, April hingga Juni 2018 lalu. Sejak setahun terakhir, Miftah membantu beberapa survei OMI. Termasuk, seluruh survei Pilgub NTB 2018 yang terpublish di tengah masyarakat. Miftah merupakan salah satu dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi UTS. Mantan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi inipun membangun sebuah lembaga penelitian dan survei di luar kampus yang bernama MY Institute.

Baca Juga  Sempat Dikembalikan KPU, Berkas Bacaleg Gerindra Sumbawa Dinyatakan Lengkap

Beberapa survei MY Institute di antaranya menilai kinerja Bupati dan Wakil Bupati Sumbawa pada tahun 2017 lalu, selain itu Miftah bersama tim nya pun mensurvei masalah sosial, ekonomi dan politik di NTB. Kegemarannya dalam dunia politik dan penelitian mulai dikembangkan pada saat S1 dan S2 di Yogyakarta. Lulusan S2 Kajian Budaya dan Media, Universitas Gadjah Mada ini pun telah memiliki 10 karya buku dan puluhan penelitian, beberapa di antaranya terkait komunikasi politik.

Berbagai survei yang dilakukan Miftah selalu ditemani oleh rekannya, Yadi Satriadi, S.Ikom. Yadi sebelumnya adalah mahasiswa bimbingan Miftah di Fakultas Ilmu Komunikasi UTS. Memiliki ketertarikan yang sama di bidang politik dan penelitian, akhirnya mereka berkolega dalam dunia survei. Di balik angka-angka survei yang hadir di tengah masyarakat pun berada pada kendali Yadi. Di dalam tim survei Yadi dipercaya sebagai Ketua Metodologi, Penginput dan Pengelola Data.

Baca Juga  Solusi untuk Petani, FITH UTS Sulap Rumput Laut Jadi Pupuk "Marisol"

Bukan tanpa amunisi Mifta, Yadi bersama timnya berada pada garda depan survei Pilgub lalu. Sejak setahun terakhir, mereka telah mengontongi sertifikat Survei Politik dan Sosial dari AKSES SCHOOL, Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), dan Kemenristekdikti. Karena itu, metode-metode yang mereka gunakan dalam perumusan survei menggunakan cara akademik dan telah teruji.

Dalam perjalanannya mensurvei elektabilitas calon Gubernur dan Wakil Gunernur NTB 2018 ini, Kehadiran OMI sempat diragukan kredibilitas dan kemampuannya oleh berbagai pihak. Namun, hasil survei yang urutannya sama dengan Quick Count Denny JA dan hasil penghitungan cepat KPU akhirnya menepis semuanya. “Tim kami tidak kalah dengan lembaga survei nasional, bahkan pada survei Bulan Juni 2018 lalu kami sangat yakin dengan elektabilitas yang kami keluarkan di masyarakat. Akhirnya terbukti benar. Sudah saatnya lembaga penelitian dan survei lokal di NTB hadir untuk melihat masalah sosial di tengah masyarakat. Selain itu, OMI tidak hanya mensurvei terkait Pilgub saja, memang momentum saat ini berhubungan dengan Pilgub. Namun, sebelum-sebelumnya kita pun mensurvei terkait masalah sosial, ekonomi dan budaya yang ada di NTB termasuk perilaku pemilih di Pilgub NTB,” jelas Mifta. (SR)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *