Menjajal Air Terjun Teba Tewa Pernek, Miniatur Mata Jitu Pulau Moyo

oleh -381 Dilihat

Wisata Syariah Jurnalis Bangku Belakang, Mengisi Waktu Rehat

SUMBAWA BESAR, SR (11/03/2018)

Desa Pernek, Kecamatan Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa, bakal menjadi desa yang maju. Pasalnya, desa yang berada di bagian selatan Sumbawa ini menyimpan potensi wisata yang menakjubkan. Di antaranya Embung Pernek, Air Terjun dan Danau Mungil Teba Tewa. Dua destinasi wisata yang jaraknya cukup berdekatan ini belum begitu banyak diketahui orang. Namun tidak sedikit orang yang datang berkunjung bukan hanya menikmati panorama alamnya tapi juga menyantap kuliner khas penggugah selera, maupun melakukan kegiatan penelitian di dua obyek yang kini sedang digarap pemerintah desa bekerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Teba Tewa”. Keberadaan potensi ini tidak disia-siakan para wartawan yang tergabung dalam Jurnalis Babe (Jurnalis Bangku Belakang). Sebab salah satu agenda rutin di masa rehat komunitas yang menjadi wadah sejumlah wartawan media cetak, online dan eletronik ini adalah Wisata Syariah. Kegiatan yang dilaksanakan secara mandiri dan swadaya ini sebagai bentuk kepedulian wartawan dalam menggali sekaligus mendukung geliat dan berkembangnya potensi wisata di sejumlah desa dan kecamatan di wilayah Kabupaten Sumbawa.

Desa Pernek, Desa Wisata

Desa Pernek, adalah salah satu desa di Kecamatan Moyo Hulu. Nama desa ini sudah lama booming karena terkenal dengan makanan khasnya “Poteng Pernek”. Tidak heran muncul adigium “Tak dianggap ke Pernek jika belum merasakan Poteng Pernek”. Untuk mencapai desa tersebut sangat mudah. Selain akses jalan dari ibukota kabupaten ke Desa Pernek cukup bagus dan dihotmix, jaraknya juga dekat hanya membutuhkan waktu 15 menit menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Saat Jurnalis Babe memasuki desa tersebut, geliat wisata sudah terasa. Di beberapa sudut desa terpampang tulisan “Selamat Datang di Desa Wisata”. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dan masyarakat Desa Pernek sangat konsen dalam mengembangkan pariwisata. Mereka memiliki semangat baru untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai daya ungkit sektor-sektor lain guna meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Karena itu kunjungan Jurnalis Babe dengan program wisata syariahnya bagaikan pucuk dicinta ulanpun tiba. Sambutan hangat dan ramahpun dipersembahkan Kepala Desa Drs. Saguni didampingi istri beserta Bhabinkamtibmas Briptu Taufikul Rizki, sejumlah staf desa dan masyarakatnya. Sebenarnya keinginan untuk berkolaborasi dengan wartawan dalam mempromosikan potensi wisata yang dimiliki sudah tercetus sejak lama. Kades berharap melalui tulisan wartawan, potensi wisata yang sedang digarap dapat dikenal masyarakat luas sekaligus mampu mengundang investor untuk berinvestasi di desanya.

Letak Embung Pernek sekitar 1,7 kilometer dari pemukiman warga. Ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 20 menit, namun bisa lebih singkat menggunakan roda dua atau mobil double gardan. Meski perjalanan singkat, namun sedikit tak nyaman. Pasalnya jalan dari desa ke embung dalam kondisi memprihatinkan. Selain berbatuan, juga berdebu saat musim kemarau dan berlumpur ketika musim hujan. “Jika jalan ini dihotmix, maka perjalanannya hanya berlangsung tidak sampai 10 menit,” kata Kades Saguni kepada Jen—Koordinator Jurnalis Babe (SAMAWAREA) didampingi Jack (KabarNTB), Ir (TV One), Hendri (CNN), Jim (BidikKamera), Naen dan En (Radar Sumbawa), Indra (Suara NTB), Efunk (Gaung NTB), Yudi (KanalNTB), Mahmud dan Ardin (KabarSumbawa), Pian dan Roby (Tribun Sumbawa), Ismu (Media Sumbawa), Agung (Pulau Sumbawanews), dan Herman (Harnasnews) serta Dies (Konsultan Media).

Baca Juga  Denda Pelanggar Protokol Covid-19 Diterapkan Banyak Daerah di Indonesia

Setelah merasakan gelombang darat menggunakan mobil bak terbuka milik Pak Kades dan “Pajero” mobil operasional kontributor TV One, para jurnalis tiba di salah satu embung terbesar di Kabupaten Sumbawa ini. Di lokasi sudah terlihat hamparan kuliner, dan para pengunjung yang sebagiannya pelajar dari Kota Sumbawa. Tak ketinggalan para pemancing yang berlindung di bawah payung warna-warni berjajar di tepi embung. Menurut Kades yang didampingi Ketua Pokdarwis Teba Tewa, Syukri, Embung Pernek dibangun Tahun 2007 dengan dana APBN sekitar 7,5 Milyar. Dibangunnya embung ini dilatarbelakangi dengan seringnya terjadi gagal panen yang dialami sejumlah kelompok tani. Dengan dibangunnya embung ini menjadi solusi dalam meretas persoalan petani yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Meski demikian Pemerintah Desa dan masyarakat Pernek tidak ingin embung itu hanya berfungsi untuk mengatasi persoalan pertanian. Mereka menginginkan ada nilai tambah dengan menjadikan embung tersebut sebagai destinasi wisata. Dengan hamparan yang luas dan didukung wilayah perbukitan termasuk Bukit Olat Maras, embung itu juga memiliki air terjun yang diberi nama Teba Tewa sekitar 150 meter sebelah barat. Air Terjun Teba Tewa dengan ketinggian 10 meter ini menjadi primadona wisatawan. Selain menikmati hantaman luncuran air dari atas, pengunjung bisa berendam di danau mungil nan jernih tepat berada di puncak air terjun tersebut. Jika dilihat sepintas, danau mungil yang disebut warga “Kolam Teba Tewa” itu, hampir mirip dengan Danau Mata Jitu Amanwana Pulau Moyo. Di sekitar danau yang dikelilingi pepohonan besar ini juga terdapat batu yang berbentuk kepala kerbau yang konon memiliki sejarah mistis.

Keinginan pemerintah desa dan kelompok pemuda di Desa Pernek untuk menjadikan embung dan air terjun sebagai destinasi wisata unggulan mendapat sambutan positif KPH Puncak Ngengas Batu Lanteh dan Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan RI. Berkat dukungan ini Embung Pernek beserta Air Terjun Teba Tewa-nya ditetapkan sebagai lokasi Ekowisata Alam yang resmi dilaunching 11 Februari 2017 lalu. Penetapan ini diikuti dengan mengirim 3 orang anggota Pokdarwis mengikuti pelatihan di Bogor selama dua minggu. Selama pelatihan anggota Pokdarwis didampingi LSM dari Jakarta.

Baca Juga  Tabrak Rombongan Karnaval, Mobil Lukai 8 Orang Anak

Untuk mendukung obyek wisata di embung ini, pemerintah desa dan Pokdarwis menyiapkan beragam kuliner khas Sumbawa di sekitar lokasi. Pengunjung dapat menikmati Poteng Jadi, Sepat, Singang, pelu, pelcing, ikan kukus berbalut daun tulung, dan ikan bakar sirasang. Ada juga wisata mancing dan spot prosotan. Keberadaan lokasi Ekowisata Pernek ini kian lengkap dengan adanya rencana pembangunan Flying Fox, Baruga dan resto Apung, serta sampan rakit. “Sudah ada pemodal dari luar yang bersedia, dan dalam waktu dekat ini sudah terbangun,” ujar Kades Saguni optimis.

Bagi wisatawan dari luar daerah yang ingin berlama-lama di Desa Pernek, sudah disiapkan penginapan atau homestay sederhana namun minimalis. Demikian dengan pengunjung yang ingin meninggalkan Pernek, ada oleh-oleh hasil kerajinan warga berupa topi daun lontar, serta jajanan khas yang dikemas apik, yang disiapkan Pokdarwis, Bumdes dan Tim Penggerak PKK desa. Mengenai keamanan, tak perlu diragukan lagi. Pihak desa bekerjasama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda telah berkomitmen dan bertanggungjawab penuh dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi para wisatawan. “Kami sadari bahwa keamanan sangat penting dan menjadi skala prioritas dalam menjaga kelangsungan pariwisata di daerah ini. Tanpa keamanan apa yang kami bangun akan menjadi sia-sia,” timpal Sukri—Ketua Pokdarwis Teba Tewa.

Sejauh ini jumlah pengunjung masih bersifat sporadis, belum massif. Pengunjung ke embung dan air terjun masih memanfaatkan hari libur (Sabtu—Minggu). Jika dihitung, tercatat ratusan pengunjung setiap bulannya. Ia optimis dengan semakin lengkapnya fasilitas yang ada dan bantuan Jurnalis Bangku Belakang dalam menyiarkan informasi, pengunjung ke Ekowisata Alam Embung Pernek ini akan bertambah signifikan.

Untuk diketahui, wisata syariah Jurnalis Bangku Belakang sudah menjajal sejumlah destinasi wisata. Seperti Labu Sawo Moyo Utara, Budidaya Ikan dan Resto Keramba Jaring Apung di Dusun Prajak Desa Batu Bangka Moyo Hilir, kini Embung Pernek dan Air Terjun Teba Tewa. Untuk minggu depan wisata syariah berlanjut ke Lapade Kecamatan Utan untuk menyisir potensi wisata di Pulau Bedil, Keramat dan pulau lainnya. Selanjutnya di Air Terjun Agal Kecamatan Alas, dan potensi wisata di Kecamatan Lenangguar. (JEN/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Response (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *