Sekda NTB Tekankan Generasi Sehat dan Cerdas

oleh -61 Dilihat

MATARAM, SR (03/03/2018)

Sekda Provinsi NTB, Ir. H. Rosiady H. Sayuti, Ph.D membuka rapat koordinasi Generasi Sehat dan Cerdas Provinsi NTB Tahun Anggaran 2018. Rapat koordinasi ini mengangkat tema “Peran program generasi sehat dan cerdas dalam konvergensi penanganan stunting di NTB,” kata Sekda Rosiady di Hotel Lombok Raya Mataram, Jumat (2/3).

Program generasi sehat dan cerdas ini sudah berlangsung sejak 2010 lalu. Program ini adalah suatu program yang bertujuan untuk akselerasi penanggulangan kemiskinan. “Program Generasi sehat dan cerdas ini dilatarbelakangi oleh sebuah persoalan di Indonesia bahkan dunia yaitu dimana sekian ratus juta anak-anak generasi penerus bangsa terancam menjadi bodoh, jika tidak diatasi dengan baik maka kita akan kehilangan sekian ratus juta otak-otak cerdas dari para generasi muda penerus bangsa ini,” ucap Sekda NTB di awal sambutannya.

Baca Juga  Fraksi Golkar DPRD Sumbawa Hanya Ajukan Dua Permintaan

Salah satu faktor utamanya adalah faktor kemiskinanan karena dari sebelum lahir generasi muda ini sudah tidak mendapatkan hak-haknya seperti asupan gizi yang cukup. “Kalau kita tidak punya terobosan maka selamanya IPM NTB tidak akan bisa menyalip daerah lain karena daerah lain juga sama-sama sedang membangun. Jadi harus ada sesuatu yang berbeda. Salah satunya adalah generasi emas atau generasi sehat dan cerdas ini,” ujar Rosiady.

Program Generasi sehat dan cerdas ini memiliki visi dan misi menghasilkan generasi-generasi emas yang berprestasi di berbagai bidang. Program ini mengintervensi keluarga-keluarga di seluruh lapisan masyarakat sampai ke pelosok-pelosok desa dari awal kehamilan hingga anak tersebut tamat TK. Selain itu, intervensi juga dilakukan pada kurikulum pendidikan usia dini karena ketika TK inilah saat yang sangat tepat untuk mulai mengintervensi otak manusia menghasilkan anak yang sehat dan cerdas. “Kita bantu orangtua dalam mewujudkan mimpinya menjadikan anak-anaknya sebagai anak yang cerdas, sehat, dan berprestasi,” kata Rosiady.

Baca Juga  TGB Ajak Mahasiswa UT Jadikan Disporseni Medium Berbagi Ilmu

Rosiady berharap dari program yang dilaporkan sudah merangkul 10 desa pada tahun 2015-2016 dan di tahun 2017 sampai awal 2018 sudah 100 desa ini, kedepannya sudah tidak ada lagi seorang ibu yang tidak tersentuh oleh program ini. “Ketika kita ingin menghasilkan sesuatu yang baik maka kita harus memiliki desain dan program yang efektif sehingga menghasilkan proses serta output yang baik juga,” pungkasnya. (JER/SR)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *