Kajian Jum’at: “Istiqomah dan Cobaan Bagi Manusia”

oleh -108 Dilihat

MATARAM, SR (10/11/2017)

Dalam kajian Jum’at di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB, pagi tadi, Gubernur NTB, Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi menjelaskan tentang sifat-sifat yang istiqomah dan cobaan yang didapatkan manusia selama berada di dunia. Cucu Pahlawan Nasional TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau lebih dikenal Maulana Syaikh ini mengawali kajiannya dengan menguraikan makna dan tahapan-tahapan istiqomah ketika manusia menjalankan kebaikan. “Istiqomah itu dalam makna paling inti adalah tetap dalam ketaatan,” terangnya.

Menurutnya, salah satu yang berat ketika manusia menjalankan ketaatan adalah keistiqomahan. Bahkan Tuan Guru Barang (TGB) sapaan akrabnya, memberi contoh sebuah kisah, ketika rambut Rasulullah memutih, beliau mendapat perintah istiqomah dari Allah SWT.

Untuk istiqomah ini lanjut TGB, manusia memiliki tiga sifat istiqomah dalam menjalankan kebaikan-kebaikan. Pertama, istiqomah untuk menjalankan kebaikan secara detail. Yakni, dimanapun manusia berada, maka yang paling utama dilakukan adalah menjalankan kebaikan secara rinci dengan penuh istiqomah.

Ia mengisahkan seorang sahabat Rasulullah bernama Abdullah bin Umar yang mendatangi sebuah perkampungan dan menanyakan kepada masyarakat tentang masjid yang pernah ditempati Rasulullah sholat. “Abdullah Bin Umar bertanya kepada masyarakat apakah Rasulullah pernah ke sini, dimana Rasulullah sholat dan kalau sholat, dimana tempat berdirinya Rasulullah. Setelah ditunjuk, Abdullah Bin Umar berdiri persis di tempat Rasulullah pernah berdiri sholat,” kisahnya.

Baca Juga  Harga Cabai Naik, Dewan Minta Jangan Salahkan Pemerintah

Kisah sahabat ini menurut TGB menggambarkan betapa detailnya para sahabat menjalankan kebaikan dengan keistiqomahan yang dimiliki. Tidak heran, para ulama dan orang Sholeh lebih dicintai oleh Allah. Karena mereka beribadah dengan cara yang lebih dibanding orang biasa. Bahkan, cara duduknyapun sama dengan Rasulullah. Istiqomah berdzikir, sholat tahajud sebanyak-banyaknya. “Amal yang disenangi oleh Allah adalah yang tetap,” imbuhnya.

Kedua, istiqomah dalam hal menjalankan jenis kebaikan. Yakni manusia berusaha untuk tetap istiqomah menjalankan kebaikan meski tidak sedetail mungkin. Misalnya usai sholat, dikhususkan waktu lima menit untuk berdzikir dan berdo’a. Namun tidak hanya itu, dalam lima menit tersebut terdapat banyak kebaikan yang dilakukan meski tidak sama. “Dia rincikan kebaikannya dalam lima menit itu,” jelas TGB.

Baca Juga  NU Peduli Bagikan Hewan Kurban untuk Para Pengungsi

Ketiga, istiqomah dalam hal ketaatan secara umum. Orang-orang seperti ini, jelas TGB meski tidak bisa Istiqomah secara detail. Tetapi, mereka tetap Istiqomah dalam lingkaran kebaikan. Misalnya, hari ini bisa baca Al-Qur’an satu juz, besoknya tidak bisa. Tetapi mereka tetap menjalankan Kebaikan. “Minimal kita dapat Istiqomah dalam menghindari kemaksiatan,” tegas Gubernur Ahli Tafsir tersebut.

Selain istiqomah, TGB mengupas materi ujian atau cobaan yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Menurutnya, apa yang dirasakan oleh manusia dalam hidupnya, baik itu susah, senang, kajayaan, kehancuran merupakan ujian dari Allah SWT. “Ujian itu dapat berupa nikmat dan juga berupa cobaan,” jelas Gubernur dua periode ini.

Hanya, kalau manusia diminta memilih, akan cenderung mendapatkan ujian dengan nikmat. Padahal menurutnya, ujian dengan nikmat belum tentu mendatangkan kebaikan dan ujian dengan cobaan belum tentu mendatangkan keburukan. (JER/SR)

 

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *