Setelah Kulbook, Fikom UTS Sukses Gelar Seminar dan Launching Buku

oleh -164 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (12/10/2017)

Setelah menyelenggarakan Kulbook (Kuliah on Facebook), 4–6 Oktober 2017, Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) sukses menyelenggarakan Seminar bertema “Peran Media 2.0 dan Pemilih Muda sebagai Agen Penguatan Demokrasi di Indonesia”. Kegiatan di Aula Madilaoe ADT Lantai 3 Kantor Bupati Sumbawa, Rabu (11/10) ini dirangkaikan dengan Launching Buku “Komunikasi Politik 2.0” karya Miftahul Arzak, S.Ikom., MA. Seminar ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Sumbawa, Ir. Mustafa yang sekaligus me-launching buku.

Seminar dan Launching diikuti 200 peserta terdiri dari siswa SMA, mahasiswa, dan anggota partai politik. Ini terselenggara berkat kerjasama Fikom UTS dan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Sumbawa serta didukung Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dan Center of Communication. Pada acara ini juga, para peserta Kulbook yang memberikan pertanyaan serta menanggapi materi diskusi diberikan hadiah berupa aksesoris elektronik. Dalam kegiatan ini menghadirkan sejumlah pemateri.

Baca Juga  OPINI: Pemilih Ormas dan Milenial di NTB

Yakni Ketua KPU Sumbawa, Syukri Rahmat S.Ag yang mengupas tentang penggunaan media dan peran anak muda dalam kampanye politik pada Pemilu dan Pilkada. Menurutnya institusi pendidikan seperti kampus dan SMA, dilarang dijadikan sebagai sarana kampanye. Larangan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap lembaga pendidikan. “Mari adik-adik semua, gunakan Hp dan media sosialnya untuk berkampanye dalam bidang apapun, tidak harus politik saja,” ajaknya.

Selanjutnya Miftahul Arzak, S.Ikom MA–Dosen FIKOM UTS sekaligus Penulis Buku “Komunikasi Politik 2.0” menjelaskan tentang “Komunikasi Politik 2.0 Memaknai Demokrasi di Era Digital”. Mifta, sapaan akrabnya, memaparkan cara mengidentifikasi berita hoax. “Biasanya berita tersebut tidak bersumber, isinya memanas-manasi, akunnya abal-abal”, ungkapnya.

Baca Juga  Rekatkan Kemitraan, Polisi "Sahur On The Road"

Sedangkan Yadi Satriadi, S.Ikom (Peneliti Olat Maras Institute) lebih menititk-beratkan pembahasan pada bagaimana pemilih muda Sumbawa dalam memandang kehadiran meme sebagai strategi kampanye politik pada pemilihan bupati tahun 2015. “Dari beberapa meme yang ditampilkan, mereka (aktor politik) menangkap pesan bahwa isi meme itu lebih kepada menggaungkan nomor urut, penggunaan artis, tokoh-tokoh seperti atlet sepakbola dan motoGP sebagai daya tarik untuk anak muda,” jelasnya. (*)

pilkada mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *