Bertemu Alumni Darul Muhajirin, Praya Dr. Zul Paparkan Tips Hadapi MEA

oleh -74 Dilihat

MATARAM, SR (10/09/2017)

Globalisasi, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah bergulir menimbulkan kernyit kekhawatiran di sejumlah kalangan. Masuknya tenaga kerja asing ke tanah air, dikhawatirkan akan menggeser kesempatan penduduk lokal untuk mencari nafkah di daerah sendiri. Hadir dalam acara Reuni Lintas Generasi dan Profesi Ponpes Darul Muhajirin Praya, Sabtu, 9 September 2017 Calon Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah. Ia pun membeberkan jurus jitu dalam menghadapi MEA. Satu jurus utama yang dikatakan Bang Zul adalah gerak cepat.

Seperti yang kerap dilakukannya, Bang Zul menganalogikan gerak cepat ini melalui kisah yang dibacanya dalam salah satu buku Reengineering The Corporation karya Michael Hammer. Kisah dua eksekutif muda yang pergi bermain golf bersama. Saking asyiknya bermain, bola golf yang dipukul melambung jauh ke dekat hutan dan mereka terpaksa memasuki hutan untuk mengambilnya.

Setelah berada dalam hutan, mereka baru menyadari sesuatu. Menurut cerita masyarakat setempat, hutan itu dipenuhi binatang buas. Benar saja, di dekat bola golf yang dipukul tadi, telah ada seekor macan yang menunggu. Ketika melihat macan, mereka menghentikan langkah, dan satu di antara eksekutif ini mulai membuka sepatu, kaus kaki dan sarung tangannya. “Kenapa kamu buka sepatu sarung tangan kaus kaki? Toh walaupun dibuka macan itu kan larinya lebih cepat kita bisa diterkam,” ucap eksekutif pertama. “Aku juga tahu macan itu larinya lebih cepat dari kita. At least, ketika aku buka sepatu, kaus kaki, sarung tangan, aku mampu lari lebih cepat dari kamu. Karena macan itu nggak mungkin mengunyah dua mangsa, pasti satu. Jadi ketika dia sedang makan kamu, aku bisa lari,” jawab eksekutif kedua.

Baca Juga  Gubernur NTB: Lima Tahun Lagi Kita akan Lihat KSB yang Beda

Menurut Bang Zul, seperti itulah globalisasi bekerja. “That’s the story of globalisation. Siap tidaknya kita menghadapi MEA tergantung seberapa cepat Anda membuka kaus kaki, sepatu, karena MEA larinya jauh lebih cepat dari kita. The challenge is very simple. Anda harus make sure Anda berlari lebih cepat dari kawan di sebelah Anda,” ujar Bang Zul.

Tiada guna, jika masyarakat terus menerus khawatir tanpa berbuat apapun. Tak kan cukup hanya dengan berdoa dan menghadiri ceramah, namun kapasitas diri pun harus ditingkatkan. Siapa yang ‘membuka sepatu’ lebih cepat dan serius meningkatkan kapasitas diri, itulah yang mampu dan siap menyongsong MEA. “MEA akan menggilas mereka yang ketinggalan dan tidak melakukan persiapan. Anak-anak bagus diajar Alquran dan hadits, tapi juga harus diajar bagaimana mencari uang. Kalau tidak kita akan jadi masyarakat yang spiritualnya bagus, maknawiyahnya luar biasa, tapi tangannya selalu di bawah. Ingat, MEA ini akan menghukum siapa yang tidak siap, dan siap tidak siap tergantung kita semua,” tandasnya. (*)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *