KKL UNSA Perkuat Pemahaman Masyarakat Tentang Cinta Bahari

oleh -105 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (02/08/2016)

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Universitas Samawa (unsa) Angkatan XVIII Kelompok XXII memberikan pemahaman kepada masyarakat di Desa Labuhan Bajo Kecamatan Utan yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan melalui Seminar Cinta Bahari, Rabu (31/8) kemarin. Seminar bertemakan “Membangun Kesadaran Masyarakat akan Pentingnya Konservasi dalam Keberlangsungan Ekosistem Laut Menuju Pembangunan Desa Mandiri” sebagai upaya membangun kesadaran untuk tetap peduli terhadap lingkungan dan ekosistem laut agar keberlangsungan dan pelestarian terhadap sumber daya alam tetap terjaga dan selalu dibudayakan oleh masyarakat setempat. Melalui seminar ini juga akan hadirnya suatu harapan untuk mewujudkan desa mandiri dengan keadaan masyarakat yang memadai dari berbagai aspek. “Keindahan laut akan terjaga dan pendapatan akan selalu meningkat melalui perkembangbiakan ekosistem laut yang terjaga sehingga dapat dirasakan dampaknya bagi anak cucu kelak,” kata Suluh Kalbuadi, Ketua Panitia Seminar Cinta Bahari, kemarin.

Mahasiswa Fakultas Pertanian Semester 7 ini menyebutkan, peserta seminar adalah tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda Desa Labuhan Bajo. Untuk narasumber, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sumbawa serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Samawa. “Seminar ini sebagai tindaklanjut dari kegiatan pengibaran seribu bendera beberapa minggu lalu yang dilaksanakan di Pulau Bedil,” ungkapnya.

Baca Juga  Buka Workshop BDR, Bupati Tekankan Pembangunan Karakter Siswa

Sementara Kepala Desa Labuhan Bajo, Telana AM menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Seminar Cinta Bahari ini. Dari kegiatan ini masyarakatnya mendapat pengetahuan dan pemahaman pentingnya menjaga lingkungan, ekosistem dan konservasi di wilayahnya. Untuk diketahui Labuhan Bajo memiliki tiga destinasi wisata pulau sebagaimana program pemerintah dalam segitiga bulat yaitu Pulau Keramat, Bedil dan Tumodong atau yang dikenal dengan KABETE. Karenanya ketiga pulau itu menjadi bagian tanggungjawabnya selaku masyarakat bersama pemerintah daerah untuk menjaga kelestariannya.

Seminar LPPM UNSA 1Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumbawa diwakili Kepala Seksi Pengendalian dan Pengawasan, Zulkifli, S.Pi mengatakan di berbagai kesempatan pihaknya selalu menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kesadarannya menjaga ekosistem laut. Hal ini mengingat sumber daya kelautan menyimpan khazanah yang eksotis dan bernilai ekonomis bagi masyarakat sekitar. Banyak sudah wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi pulau-pulau tersebut hanya sekedar melihat pemandangan di bawah laut dan keindahan pantainya. “Jadi, jagalah keindahan itu, jangan merusak ekosistem laut dengan cara-cara yang illegal seperti menggunakan potassium, bom dan jenis lain karena membahayakan kehidupan biota laut,” pintanya.

Baca Juga  Melawan Covid 19, IISBUD SAREA Edukasi Masyarakat Melalui Seni Sakeco

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Ieke Wulan Ayu, S.TP, M.Si mengungkapkan, Indonesia memiliki marine biodiversity yang tinggi khususnya wilayah pesisir. Karenanya ketika ekosistem wilayah tersebut terjaga maka akan menjadi habitat bagi ikan. Sebaliknya bila penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan overfishing serta pembuangan limbah, akan mengancam sumber daya ekosistem. Salah satu cara untuk menjaga kehidupan laut adalah dengan melakukan konservasi. Potensi kelautan Sumbawa menurut Kandidat Doktor Universitas Brawijaya ini, secara ekologis dan geografis dapat mempengaruhi aktivitas perekonomian dengan sistem pengolahan dan budidaya ikan. Karenanya Desa Labuhan Bajo sangat potensial untuk melakukannya sehingga ke depan mampu menjadi desa mandiri.

Rama Parangeta, ST, M.Eng, juga dari LPPM UNSA mengatakan, bahwa permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir adalah kekurangan air bersih. Karenanya sangat penting masyarakat mengetahui bagaimana menerapkan teknologi sederhana dan murah dalam mengelola air bersih sehingga kebutuhan air bersih tercukupi. “Inilah yang kami berikan pemahaman agar mereka mampu mengaplikasikan tekhnologi sederhana untuk mengelola air bersih,” pungkasnya. (LPPM UNSA)

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *