Haji Saat: Pemimpin Sejati Bukan Pemimpin Kelompok

oleh -352 Dilihat

SUMBAWA BESAR, SR (20/08/2017)

Ketua DPD Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kabupaten Sumbawa, H Asaat Abdullah ST mengingatkan kader dan simpatisannya untuk terus melakukan gerakan perubahan. Salah satu gerakan ini adalah tidak berhenti untuk melakukan kritikan terhadap pemerintah jika melaksanakan kekuasaan yang tidak pro rakyat. Kritikan itu penting dalam rangka perbaikan ke arah yang positif. Gerakan perubahan ini juga mendukung pemerintah jika yang dilakukan untuk kepentingan publik dan rakyat. “Kita kritisi untuk perbaikan, kita dukung untuk kemaslahatan bersama,” cetus Haji Saat—sapaan singkatnya pada kegiatan Konsolidasi dan Pernyataan Sikap Nasdem Sumbawa menghadapi Pilgub NTB di Sekretariat Nasdem Sumbawa, Minggu (20/8).

Dalam kesempatan itu Ia ingin mengingatkan pemimpin daerah ini bahwa kemenangan sejati bukan kemenangan kelompok atau perorangan. Kemenangan sejati adalah kemenangan rakyat. Selama ini ungkapnya, banyak yang menang lalu memisahkan diri dari rakyat, lebih membela yang mendukung dan mengabaikan yang berbeda politik. Kemenangnan sejati juga bukan mencap pihak lain yang memberikan kritikan dan masukan sebagai lawan politik. “Ini bukan kemenangan sejati. Kemenangan pemimpin itu ketika dia menjadi pemimpin untuk seluruh masyarakat, bukan pemimpin untuk golongan atau kelompoknya saja,” tandasnya.

Baca Juga  Dihadiri Jokowi, TGB Tinjau Kesiapan Konferensi Internasional Alumni Al-Azhar

Ditambahkan Sekjen DPD NasDem Sumbawa, Chandra Wijaya Rayes ST bahwa tujuan kekuasaan adalah adil, makmur dan sejahtera yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya Tana Samawa. Kekuasaan itu bukan untuk kelompok dan tim sukses, terlebih lagi keluarganya.

Nasdem kata Jaya—panggilan singkatnya, memiliki jargon restorasi yang merupakan gerakan perubahan. Kader Nasdem harus berada di barisan depan untuk perubahan tentunya untuk kebaikan dan kemajuan. Banyak kader partai lain yang bergabung dengan Nasdem seperti Mustami H Hamzah dan Jamaluddin Afifi karena sepaham dan memiliki visi yang sama untuk melakukan sebuah perubahan. Restorasi itu sendiri juga memperbaiki yang kurang, merubah yang tidak baik menjadi baik, sekaligus membuat yang baru menjadi lebih bagus.

Baca Juga  Sampaikan Aspirasi Umat Islam, NU dan Wahid Foundation Temui Dubes AS

Karena itu ia ingin mengkritisi kata “Sahabat” selama ini didengungkan oleh berbagai pihak. Menggunakan kata sahabat namun lebih mementingkan kelompok dan keluarga, itu berarti tidak paham dengan kata sahabat itu sendiri. Menggunakan kata sahabat tapi membumihanguskan lawan politiknya dan memuaskan nafsu kekuasanan juga tidak mengerti arti sahabat itu sendiri. Karena itu Nasdem tidak mengenal kata berhenti mengkritisi sekaligus mengingatkan makna dari kata “sahabat” tersebut. “Kami akan terus mengkritisi semua hal yang bersifat mendzolimi dan kebijakan yang tidak pro rakyat meski kami selalu dinilai banyak bicara sebagai orang yang kalah. Itu semua demi kebaikan bersama bukan hanya masyarakat tapi kebaikan untuk pemimpinnya juga,” pungkasnya. (JEN/SR)

 

rokok pilkada mahkota NU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *