Merasakan Seribu Nikmat Ramadhan di Lombok

oleh -79 Dilihat

JAKARTA, SR (05/05/2017)

Saat meluncurkan Pesona Khazanah Ramadhan di Balairung Susilo Sudarman Gedung Sapta Jakarta, Kamis (04/05/2017), Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menegaskan NTB sejak dua tahun lalu sudah mendeklarasikan diri sebagai salah satu destinasi wisata halal dunia. Ini merupakan satu segmen baru, sebagai branding dalam pariwisata NTB.

Pada acara yang dihadari Menteri  Pariwisata Arief Yahya, Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, Mori Hanafi, Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata mancanegara, I Gede Pitana, dan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata halal, Sofyan Riyanto, Gubernur menilai, bagaimana halal tourism pada akhirnya bisa memberi pengalaman spiritual. Para pelancong, yang berwisata di Lombok, di Bumi Seribu Masjid dapat merasakan seribu nikmat seperti orang yang tarawih di Masjidil Haram dan Nabawi. Untuk itu dalam Pesona Khazanah Ramadhan di Lombok tahun ini, Gubernur akan mengundang empat imam besar dari Suriah, Libanon, Maroko, dan Mesir masing-masing satu minggu bisa menjadi imam. “Ini akan menghadirkan suasana yang beda, sehingga ramadhan benar-benar kita kembali pada intinya membersihkan jiwa,” ucapnya.

Pihaknya akan berupaya menciptakan segmen baru halal tourism. Untuk mendukung wisata halal tersebut, berbagai fasilitas pendukung terus dikembangkannya. Selama ini sudah ada langkah yang dilakukannya. Seperti mensertifikasi hotel dan restoran, produk konsumtif berupa makanan dan minuman sertifikasi halal yang difasilitasi pemda. Kemudian pramuwisata dibekali wawasan ke-Islam-an yang utuh, juga memperbanyak para pramuwisata yang fasih berbahasa Arab dan bahasa asing lainnya. “Destinasi kita benahi agar turis muslim lebih nyaman. Kalau kita selama ini sudah lakukan langkah itu maka tidak boleh berhenti di situ, harus ada upaya kreatif,” ungkapnya.

Karenanya, Gubernur secara khusus berharap dengan pesona ini seluruh aktivitas ekonomi di NTB khususnya Kota Mataram, bisa digerakkan. Dengan adanya Pesona Khazanah Ramadhan, kegiatan ekonomi yang selama ini identik low season pada industri hotel misalnya, akan diubah. “Kita mencoba menciptakan ramadhan sebagai kesempatan bagaimana wisata itu bergerak dan bergairah dan wisata yang sesuai karakteristik bulan ramadhan. Pada akhirnya ramadhan dikenang sebagai bulan penuh gerak, inovasi, dan baik untuk kita sebagai bangsa,” pungkasnya. (NA/SR)