Masyarakat NTB Tolak Hoax dan Fitnah Raih Rekor MURI

oleh -144 Dilihat

MATARAM, SR (07/05/2017)

Taman Udayana Kota Mataram, Minggu, (7/5) dibanjiri lautan manusia yang mengikuti kegiatan rutin Car Free Day setiap akhir pekan. Tidak kurang dari 50 ribu orang memadati Jalan Udayana dari ujung selatan, mulai dari depan Islamic Centre hingga eks Bandara Seleparang Rembiga. Saat itu, masyarakat NTB kompak menolak berita hoax dan fitnah. Gerakan rakyat tolak hoax dan fitnah itu dibubuhkan dalam bentuk tanda tangan pada 10 lembar baliho ukuran besar dan spanduk yang menampung 10.000 tanda tangan masyarakat dari berbagai kalangan. Gerakan itu untuk mengingatkan semua pihak, masyarakat, pers dan pemerintah untuk menumpas hoax dan fitnah demi keutuhan NKRI. “Mari kita dukung pers yang merdeka, adil dan bertanggung jawab,” ungkap H. Sahran salah seorang tokoh masyarakat desa yang hadir pada acara tersebut.

Penandatangan gerakan tolak Hoax dan fitnah juga untuk mendukung World Press Freedom Day yang diperingati setiap 3 Mei 2017 di seluruh dunia. Penandatanganan itu tercatat sebagai pemecah rekor MURI. Berdasarkan hasil penelitian tim dari MURI, dari 10.000 space tandatangan pada 10 spanduk besar, terdapat 9.709 orang yang membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk komitmen rakyat NTB menolak segala bentuk Hoax dan fitnah. Sebelumnya, di Kalimantan Timur tercatat 3.000 tandatangan dan di Jakarta hanya 1.000 tanda tangan.

Kegiatan itu sekaligus dirangkai dengan kegiatan Partai Demokrat Peduli sebagai bagian Rakernas Partai Demokrat yang dihadiri Presiden RI ke 6, Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ani Yudhoyono. Hadir pula Gubernur NTB, Dr.TGH. M. Zainul Majdi bersama Hj. Erica Zainul Majdi, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan pengurus teras Partai Demokrat serta para ketua DPD Partai Demokrat se-Indonesia beserta sejumlah kadernya.

Baca Juga  Presentasi MotoGP Mandalika, Wagub Undang Investor Prancis Investasi di NTB

Setelah penandatanganan spanduk tolak hoax dan fitnah di jalan utama Taman Udayana, SBY dan Gubernur TGB didampingi Hj. Ani Yudhoyono bersama Hj. Erica Zainul Majdi, AHY dan pengurus teras Demokrat lainnya, menuju lapangan Bumi Gora Udayana untuk me-launching buku Twitter SBY karya Putu Swasta. Buku itu berisikan hasil twitt SBY selama menjadi Presiden RI.

SBY mengawali sambutannya dengan menyapa masyarakat NTB sebagai masyarakat yang ramah, rajin beribadah dan selalu diberi keberkahan. Ia mengungkapkan sejak mendarat di BIL Sabtu kemarin, yang diresmikannya pada tahun 2012 lalu, SBY menyaksikan pembangunan NTB berkembang sangat pesat. Ini merupakan hasil kerja nyata dari Tuan Guru Bajang (Gubernur NTB, red), bersama seluruh aparat pemerintahan, para ulama dan segenap lapisan masyarakat NTB. Seraya menegaskan pembangunan NTB kemajuannya nyata. “Hari ini ada dua hal yang saya lakukan. Pertama tadi saya telah menadatangani bersama ribuan masyarakat stop Hoax, stop fitnah. Negara ini negara hukum, negara keadilan, negara kesatuan,” ungkapnya.

Sekarang ini berkembang berita Hoax, berita fitnah itu harus diperangi bersama. Banyak orang yang menjadi korban berita Hoax dan fitnah, termasuk dirinya dalam pilkada DKI. Ini tidak boleh terjadi di negara hukum, di negara yang berkeadilan. Hukum harus ditegakkan, aparat harus adil, kepolisian harus adil, penegak hukum harus adil dalam menegakkan aturan. Dan juga pers harus adil. Tema pers yang adil, maka rakyat akan sejahtera. “Dari bumi Mataram ini kita gaungkan gerakan stop hoax dan fitnah, pers yang sehat, pers yang adil dan bertanggungjawab,” tutur SBY.

Baca Juga  Dukung BUMDes di NTB, Mahasiswa UTS Produksi Cold Storage Tenaga Surya

Kegiatan kedua, lanjut SBY, meluncurkan buku Twitter yang dia tulis ketika menjadi Presiden RI. Twitter itu dibuat sebagai salah satu jawaban atas perlakuan yang dirasakan kurang adil. Banyak informasi dan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah saat itu tidak sampai kepada masyarakat. Menurutnya, lebih banyak hal-hal yang tidak baik yang muncul sebagai pemberitaan pers. Karenanya, SBY membuat twitter di media sosial, sebagai salah satu sarana berkomunikasi dengan masyarakat. “Dalam negara demokrasi semestinya siapa saja boleh Membuat Twitter, tidak dilarang,” ujarnya.

Menurut SBY, ini sebagai bentuk kemerdekaan pers. Namun Presiden RI ke 6 itu menyayangkan bahwa beberapa waktu lalu, ciutannya di twitter malah dipersoalkan sejumlah pihak. Kalau semuanya dilarang, berpendapat dilarang, pers dikekang dan twitter dilarang, maka menurutnya tamatlah kemerdekaan pers itu.

Rangkaian kegiatan Demokrat peduli dimeriahkan dengan berbagai kegiatan sosial, mulai dari gerak jalan sehat, start di lapangan Sangkareang dan finish di Taman Udayana dilengkapi dengan pembagian undian doorprize, kupon makan gratis untuk masyarakat, gelar lomba bola volly di lapangan kawasan Islamic Centre, dan pertandingan futsall antara group TGB dan AHY melawan group jurnalis di NTB. Sore harinya dijadwalkan akan melaksanakan kunjungan dan dialog dengan masyarakat nelayan di Kampung Banjar Ampenan, penyerahan bantuan dan roadshow dari kampung ke kampung. (NA/SR)

pilkada mahkota mahkota rokok NU
Azzam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *